April 18, 2025
Daerah Lifestyle

Waspada, Permainan Boneka Capit Pengaruhi Perkembangan Psikologis Anak

Denpasar-kabarbalihits 

Hiburan Mesin Boneka Capit menjadi permainan terpopuler sejak 2 tahun pandemi Covid-19 mewabah, karena dinilai bisa mengusir rasa jenuh.

Saat ini keberadaan mesin boneka capit menjamur. Tidak hanya di mal-mal, permainan koin bernilai seribu rupiah ini bisa dijumpai di tiap warung klontong yang digemari dari kalangan anak-anak hingga remaja. 

Namun perlu diwaspadai, dampak dari kecanduan permainan ini bisa berpengaruh pada kondisi kehidupan individu anak-anak. 

Seperti yang disampaikan Psikolog Dra. Retno IG Kusuma, M. Kes., bisnis permainan yang memiliki strategi ini dimaksudkan agar orang semakin banyak membeli koin namun tingkat keberhasilannya tidak sebesar yang diharapkan. 

Psikolog, Dra. Retno IG Kusuma, M. Kes.,

Hal tersebut yang membuat anak-anak memiliki rasa ingin terus mencoba dan pada akhirnya timbul rasa gemas. 

“Mungkin uang 50 ribu sudah habis, tapi mengapa mereka tidak berhasil ya. Karena ada memang strategi yang harus dipelajari anak-anak tersebut. Bahwa cara menjepit poinnya seperti apa, sebenarnya ada strategi matematikanya. Hitungannya kapan cepitan dibuka, kapan harus mencepit. Hal itu pada anak yang lebih besar mereka akan belajar, nah pada anak-anak yang lebih kecil ini jelas permainan yang cukup sulit, sehingga kemudian membuat mereka bisa menjadi emosional,” ucap Dra. Retno IG Kusuma, M. Kes.,saat ditemui di ruang Rehab Medik RS Sanglah, (25/5/2022). 

Dilanjutkan, ketika anak-anak didampingi oleh orang tuanya dan diberikan edukasi saat bermain, maka tidak ada anggapan hal itu menjadi suatu adiksi (kondisi ketergantungan), namun murni menjadi permainan mengatur strategi. 

Meski demikian dihimbau untuk tidak membiarkan anak-anak fokus pada jenis permainan ini, karena dinilai sangat berbahaya pada perkembangan psikologis masing-masing anak. 

“Ternyata semua perlu didampingi oleh para orang tua, tapi tentu saja seluruh waktu ruang anak-anak tidak hanya fokus pada boneka capit ini, karena ini tentu sangat berbahaya untuk perkembangan psikologisnya,” terangnya. 

Ka Sub Psikologi IRM RSUP Sanglah ini juga menilai jika tidak ada pendampingan, terkhusus pada anak-anak yang memiliki tingkat emosional tinggi maka akan timbul luapan rasa marah berlebihan, bahkan dapat melakukan hal yang lebih keras dengan menendang mesin permainan tersebut. 

Hal ini juga bisa menjadi tantangan bagi pemilik mesin, dan wajib bertanggung jawab terhadap perubahan sikap anak-anak tersebut. 

“Bertanggung jawab untuk belajar, kira-kira apa yang harus kamu lakukan bisa mencapai tujuan kamu, bisa diajak berdiskusi,” ujarnya. 

Baca Juga :  Kaesang Serap Aspirasi Insan Pariwisata, Suyadinata Dipanggil Jokowi ke Solo

Retno IG Kusuma yang menjabat pada Humas Pengurus Pusat HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) menambahkan, jika hal ini dibiarkan, akan seperti muncul bibit adiksi seperti berjudi. Sebab dengan menemui kegagalan pada permainan ini anak-anak akan terus mencoba dengan cara bertaruh dari nilai koin. 

“Sebenarnya permainan ini sekali-sekali yang boleh dilakukan, jadi orang tua harus mengamati anak-anak. Kalau tidak, dia akan belajar bentuk awal dari bibit perjudian, tentu perlu kita waspadai,” pungkasnya. 

Retno yang juga bergelut sebagai Trainer dan motivator ini berharap kepada para orang tua yang memiliki anak gemar bermain permainan ini, sebaiknya segera memperkenalkan permainan yang menantang dan lebih strategis, dimana membawa mereka pada sebuah prestasi. 

“Misalnya bermain prestasi main sepak bola, bulu tangkis, karena disana juga ada strategi dan hal yang menantang, siapa tahu bisa menjadi atlet membanggakan keluarga, sekolah bahkan termasuk negara,” harapnya. (kbh1) 

Related Posts