
Prospek Cerah Ikan Arwana di Pasar Internasional, Penting Diadakan Kontes
Badung-kabarbalihits
Setelah asia, potensi pasar ikan hias Arwana yang terbesar adalah amerika dan eropa. Kemampuan para pelaku budidaya dan pehobi untuk mengembangkan Arwana dinilai sudah baik. Hal ini terbukti dengan sering diadakannya Kontes dan Pameran ikan hias Arwana. Salah satunya kontes yang diadakan saat ini di Lippo Mall Kuta, Badung, (27/3/2022) memperebutkan Piala Direktur Jenderal PDSPKP KKP.
Kontes arwana ini didukung oleh KKP secara penuh, melalui Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) serta didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Artati Widiarti saat menghadiri kegiatan Awarding Ceremony “Bali Club Arowana National Competition” menyampaikan, potensi ekspor ikan hias asli Indonesia sangat tinggi, dikarenakan ikan asli Indonesia memiliki daya saing tinggi dan tidak dimiliki oleh negara lain.
Beberapa jenis ikan hias asli Indonesia antara lain, Arwana, Botia, Belida, Tiger Fish, Sepat Mutiara, Sae, Red Rainbow dan Balashark.
Berdasarkan data BPS diolah Ditjen PDSPKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode tahun 2017 – 2021 mengalami peningkatan, yaitu sebesar USD 27,6 juta pada tahun 2017 menjadi USD 34,5 juta pada tahun 2021, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11%.
“Menurut jenisnya, permintaan ikan hias untuk pasar ekspor pada tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63% (senilai USD 27,8 juta), sedangkan untuk ikan hias air laut sebesar 19,37% (senilai USD19,37 juta), dengan jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini), cupang, botia, koi, maskoki, oscar dan lain-lain,” ucap Artati Widiarti (27/3/2022).
Dikatakan pada periode yang sama, nilai ekspor ikan hias arwana juga mengalami peningkatan dari USD 7,05 juta pada tahun 2017 meningkat menjadi USD 7,46 juta pada tahun 2021 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,8%.
Menurut jenisnya, ekspor ikan hias arwana Indonesia pada tahun 2021 adalah ikan hias Arwana Super Red (Scleropages formosus) dengan nilai sebesar USD 7,3 juta (98,74%), sedangkan untuk ikan hias Arwana Jardini (Scleropages jardini) dengan nilai sebesar USD 94,25 ribu (1,26%).
Hal ini menunjukkan ikan hias khususnya arwana, dengan segala keindahannya sangat diminati di pasar internasional dan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Ikan hias juga memberikan multiplier effect bukan hanya dari perdagangan ikan hiasnya itu sendiri, tetapi juga industri pendukungnya seperti pakan, tanaman hias air, akuarium beserta aksesorisnya, dan jasa pemeliharaan.
Artati Widiarti menilai kemampuan para pelaku budidaya dan pehobi untuk mengembangkan dan merawat Arwana di Indonesia dinilai sudah baik.
“Sudah mampu sebenarnya, ikan sultan ini. Harganya mahal apalagi kalau sudah menang kontes. Jadi keberadaan kontes ini sangat penting,” ujarnya.
Dilanjutkan, dalam rangka meningkatkan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan ikan hias secara berkelanjutan, serta untuk lebih meningkatkan kepedulian rasa cinta dan kebanggaan nasional, Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 4 Januari 2021 juga telah menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2021 yang menetapkan 2 (dua) jenis ikan sebagai maskot ikan hias nasional, yaitu Ikan Arwana Super Red (Scleropages formosus) sebagai maskot ikan hias air tawar, dan Ikan Capungan Banggai (Pterapogon kauderni) sebagai maskot ikan hias laut.
Pihaknya menyambut baik dan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya event ini dalam penguatan branding ikan hias nasional, sekaligus mendorong kebangkitan industri pariwisata Bali.
“Selain itu tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan jumlah wisatawan dan membuka destinasi baru di Bali yaitu kontes ikan hias, sehingga diharapkan kontes Arwana di Bali dapat dilaksanakan setiap tahun dan diikuti kontes-kontes ikan hias lainnya,” jelasnya.
Melihat antusiasme peserta dan jumlah ikan yang diperlombakan pada event ini yaitu sebanyak 113 peserta yang berasal dari 10 Provinsi dan 3 Negara. Hal ini memberikan optimisme kepada pemerintah atas pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat, mengingat harga ikan hias arwana yang tidak murah.
Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak (prime mover) pemulihan ekonomi nasional. (kbh1)
https://youtu.be/8cPxc-CMPqY