October 14, 2024
Daerah Kesehatan

Produksi Minyak VCO Konsep Matahari dan Bulan, Permintaan Sampai ke Luar Bali 

Denpasar-kabarbalihits

Menerapkan konsep Surya Candra yakni menggabungkan energi matahari dan bulan, pelaku UMKM I Nyoman Ariana memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO) yang bermanfaat bagi kesehatan.

Ditemui dikediamannya di Jalan Siulan, Gang Lely, Denpasar Timur, Nyoman Ariana mengatakan, pembuatan VCO telah dipersiapkan H-1 dengan menggabungkan teknologi modern dan kuno yang dinilai hasilnya berbeda dengan yang lain. 

Proses pembuatan minyak kelapa murni yang dinamakan fermentasi Usada Bali ini diawali dengan ritual, yang bertujuan untuk mendapatkan hasil VCO yang baik. 

“Konsep yang tiyang pakai adalah VCO surya candra. Yang pertama prepare kita menggunakan sarana upacara, canang dan sebagainya,” ucapnya (24/3/2022). 

Dilanjutkan keesokan pagi dimulai dengan pembelahan kelapa, pencongkelan daging kelapa, dan dibersihkan dengan pencucian. Kemudian daging kelapa diparut dan diperas dengan alat rakitan buatan Ariana untuk mencari hasil santan.  

“Pakai tangan sangat susah dan capek, kita pakai alat manual itu cukup membantu,” katanya. 

Selanjutnya dilakukan proses mixing, yakni pengadukan hasil santan yang diendapkan. Pengadukan dimaksudkan untuk memasukkan oksigen. 

“Oksigen ini berguna untuk membantu bakteri baik bekerja, yang nanti menjadi probiotik,” ujarnya. 

Tidak seperti sistem fermentasi VCO yang lain yang memerlukan waktu hingga 24 jam, Ariana cukup membutuhkan waktu fermantasi sampai 10 jam. Sebab, dengan menggunakan proses mixing dianggap lebih cepat mendapat hasil pemecahan santan. 

“Sehingga kita bisa panen jam 1 malam, tujuannya untuk memperoleh cita rasa yang masih segar. Kalau kita panen 24 jam biasanya aroma sudah agak tengik sedikit, tidak segar lagi,” ungkapnya. 

Biasanya tiap pengolahan VCO, Ariana membutuhkan 55 butir kelapa dengan hasil panen hingga 6 liter minyak kelapa murni.

Namun hasil VCO yang didapat berpengaruh dari jenis kelapa yang digunakan. Misalkan menggunakan kelapa dari wilayah Sibang atau Bongkasa, Badung, untuk mendapatkan 1 liter VCO ia menggunakan 10 butir kelapa, sedangkan kelapa yang digunakan dari wilayah karangasem Ariana membutuhkan 15 kelapa untuk mendapatkan 1 liter VCO. 

Dalam pemasaran Ariana tidak menemui kendala, hasil panen 6 liter dipastikan habis dalam waktu satu minggu yang dijual secara online. 

“Kita jual seputaran Denpasar, hampir seluruh Indonesia. Sampai Sumatera, Jakarta, Sulawesi, Bandung itu sudah. Cuman frekuensinya tidak banyak, karena penggemarnya khusus, yang betul mengerti tentang VCO baru akan mencari,” jelasnya. 

Menurutnya adanya permintaan VCO dari luar Bali karena pembuatannya bukan dari olahan pabrik, yakni asli buatan rumahan. 

“Benar-benar mencari VCO yang khas Bali original, jadi diproduksi homemade bukan pabrikan. Mereka sebenarnya yang diluar itu sangat mengerti tentang VCO,” pungkasnya. 

Sepengetahuannya, manfaat VCO dipercaya untuk kesehatan dan kecantikan.

“Termasuk luka, dan kita bisa hemat untuk kesehatan, jaman sekarang kesehatan mahal  sekali,” katanya. 

Untuk VCO kemasan botol 110 ml dijual seharga Rp 30 ribu, sedangkan ukuran 220 ml dihargai Rp 65 ribu dan kemasan 550 ml dijual Rp 125 ribu. 

“Kalau omset sekarang ini sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta per bulan. Pandemi sedeng seret-seretnya justru meningkat, kalau dulu sebelum pandemi itu paling Rp 2 juta, Rp 1,5 juta itu sudah bagus,” bebernya. 

Ariana menceritakan mencoba membuat VCO sejak 2011, bermula dari istrinya yang menderita maag kronis. Sehingga diharuskan mengkonsumsi minum obat setiap hari, namun tak kunjung sembuh. 

“Jadi saya search google untuk herbalnya, karena saya takut maagnya nggak sembuh ginjalnya rusak. Jadi ketemu VCO yang pertama,” tuturnya. 

Baca Juga :  Pimpinan Dewan Badung Apresiasi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020

Akhirnya ia mempelajari manfaat dari VCO dan memberanikan diri untuk membuat sendiri. 

“Awalnya jadi 3 hari, dapatnya sedikit sampai bau minyaknya. Tapi karena saya yakin saya filter saja dan saya kasi minum ke istri, nggak apa-apa,” jelasnya. 

Dalam waktu satu minggu dikatakan ada perubahan kondisi istrinya membaik. Dari hanya bisa berbaring dalam 6 bulan, kemudian berangsur bisa berjalan di sekitar halaman rumah. 

“Nah setelah itu dua minggunya langsung hamil, jadi sangat terbantu sekali bagi kita,” tutupnya. (kbh1)

Related Posts