Upacara Tawur Agung Kesanga Dipuput Sarwa Sadaka, Dipusatkan di Catus Pata Desa Adat Carangsari, Petang
Badung-kabarbalihits
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, menghadiri Upacara Tawur Agung Kesanga yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Badung di Catus Pata Desa Adat Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Rabu (2/3). Turut hadir mendampingi Bupati, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa beserta istri, Angota DPRD Badung I Gst Agung Ayu Inda Trimafo Yudha, I Gst Lanang Umbara, I Wayan Suka, Pengglingsir Puri Agung Carangsari, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Badung, PHDI Kabupaten Badung, Camat Se-Badung, dan Majelis Alit Kecamatan mewakili Bendesa Adat se-Badung.
Pelaksanaan prosesi upacara Tawur Agung Kesanga tersebut dipuput oleh 7 orang sulinggih antara lain Ida Pedanda Gede Buruan Griya Pasraman Darmasaba, Ida Pedanda Made Bukit Putra Griya Budha Panti Denpasar, Ida Rsi Bujangga Wyawasthana Griya Anyar Sari Sembung, Ida Bhagawan Raka Kemenuh Griya Gede Gunung Taman, Ida Rsi Agung Ardaningrat Nata Kusuma Puri Agung Carangsari, Ida Pandita Mpu Dharma Jati Biru Daksa Griya Agung Tirta Amerta Sari Samuan, Sire Epu Gede Sangga Dharma Griya Taman Kencana Raja Sukakadi Taman. Untuk tahun ini Tawur Agung Kesanga menggunakan sarana banten mesanggar tawang, meluhur akasa, meyama raja.
Bupati Badung Giri Prasta dalam sambrama wecananya menyampaikan, pelaksanaan Tawur Agung Kesanga Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1944 di wilayah Kabupaten Badung kali ini mengambil tempat di Kecamatan Petang, tepatnya di Catus Pata Agung Desa Adat Carangsari. Tujuan upacara tawur di catus pata untuk memanggil semua bhuta kala yang ada di segala penjuru arah untuk di somya dengan memberikan laban (upah) sehingga mereka tidak akan membuat kegaduhan dan malapetaka di kehidupan umat manusia terlebih dalam situasi pandemi Covid 19 “Tahun ini Tawur Agung kita laksanakan di Catus Pata Desa Adat Carangsari Petang. Tahun-tahun sebelumnya kita adakan di semua kecamatan, yang pertama di Kecamatan Mengwi, yang kedua di Abiansemal, setelah itu di Kecamatan Kuta Utara, tahun ini di Kecamatan Petang dan berikutnya akan berlanjut ke Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Perayaan hari raya Nyepi agar dimaknai dengan baik dan benar, setelah upacara tawur agung akan dilaksanakan pengrupukan. Majelis Madya maupun Alit akan bergerak ke seluruh desa adat untuk mendak tirta, di catus pata inilah tempatnya memanggil para bhuta kala dan wesya untuk dihaturkan upakara, diberikan laban (upah) agar bisa menetralisir kekuatan jahat dan tidak membuat malapetaka sehingga berguna bagi kehidupan umat manusia dan kehidupan di alam semesta,” ujarnya.
Giri Prasta menambahkan, dalam pelaksanaan tawur kesanga menggunakan Sarwa Sadaka (sulinggih dari semua klan) untuk muput upacara ini, agar semua klan bersatu mengrastiti jagat. Sesuai prinsip Vasudeva Kutumbakam yang artinya kita semua bersaudara, agar semua tokoh dan masyarakat mengetahui tujuan dan makna upacara berdasarkan sastra agama yang ada. “Nanti Saat pengerupukan akan dilakukan oleh masing- masing Desa Adat atau Banjar Adat. Kalau nanti ada ogoh-ogoh agar tetap melaksanakan protokol kesehatan, tidak ada pawai keluar hanya pelaksanaan upakara upacara yang di laksanakan masing desa adat dan setelah itu dilakukan pembakaran dan Hari Nyepi agar Catur Brata Penyepian yakni Amati Gni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelangunan dilaksanakan dengan baik. Setelah itu Ngembak Geni, yang maksud dengan dresta langu dan dresta langu ini bagaimana kita menyelaraskan, mengharmoniskan, menyatukan semua kegiatan pelaksanaan di desa adat masing-masing sehingga persatuan dan kesatuan adat istiadat tetap terjaga dengan baik,”pungkas Giri Prasta.(r)