November 25, 2024
Daerah Seni Budaya

Persembahyangan Imlek di Klenteng San Ciao Miao Ie Dibatasi, 25 Orang Secara Bergilir 

Denpasar-kabarbalihits

Tepat pada 1 Februari 2022 warga keturunan Tionghoa di Bali merayakan Tahun Baru Imlek 2573. Namun suasana berbeda terasa, karena Pemerintah menghimbau adanya pembatasan setelah kasus Covid 19 mengalami peningkatan. 

Seperti terlihat di Tempat Ibadat Tridharma Cao Fuk Miao, atau disebut Klenteng San Ciao Miao Ie Jalan Cargo, Denpasar, dalam upaya mengantisipasi membludaknya umat melakukan ibadah, pengurus setempat membatasi persembahyangan Imlek 2573, dengan memperbolehkan 25 sampai 30 orang secara bergilir (1/2/2022). 

 

Pengurus Tempat Ibadat Tridharma Cao Fuk Miao, Andi Sumanjaya mengatakan, persembahyangan bersama telah dilakukan pada Senin Malam (31/1/2022) untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek. Untuk Tahun ini beberapa kegiatan terkait tradisi perayaan Imlek dikurangi di Klenteng setempat. 

“Biasanya ada Barongsay, Liong, tapi sekarang dikurangi semua kegiatannya, karena ada pembatasan jumlah berkumpulnya orang-orang di tempat ibadah sendiri. Hari ini kita diawasi dari pihak terkait untuk pembatasan jumlah orang,” Ucapnya. 

Pembatasan persembahyangan dilakukan hingga 50 persen, dimana biasanya mencapai 100 orang. Kini secara bertahap dikurangi menjadi 25 sampai 30 orang yang melakukan persembahyangan.

Diharapkan kondisi di Indonesia menjadi lebih baik dan melewati pandemi ini dengan lancar. 

“Ekonomi bisa menjadi normal kembali, dan semua bangsa bahagia,” Harapnya. 

Baginya dalam berbangsa belakangan ini adanya sedikit goyah tentang keagamaan. Dengan perayaan Imlek ini diharapkan juga keseimbangan hubungan antara suku dan agama ini bisa semakin baik.

“Bisa semakin akrab, bisa bersosialisasi dengan baik sehingga kedepannya kita bisa bersatu,” Imbuhnya. 

Salah seorang umat Budiari Astiti mengatakan, dalam merayakan Imlek ia bersama keluarga rutin melakukan persembahyangan keliling ke tempat Ibadah Konco yang ada di Denpasar. 

“Imlek pertama sembahyang di rumah, lanjut ke Konco-Konco yang ada di daerah sekitar Denpasar,” Jelasnya. 

Baca Juga :  Pj Bupati Buleleng Apresiasi Rekomendasi DPRD terkait LKPJ Tahun 2023

Selain menggunakan sarana dupa, Ia juga menghaturkan canang seperti umat Hindu lakukan saat bersembahyang. Yang dimaknai sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan dan leluhur. 

“Ungkapan terima kasih selama ini, kita bisa melewati tahun-tahun kemarin dengan sehat bisa menjalankan tugas sebagai kewajiban makhluk Tuhan,” Ujarnya. (kbh1)

Related Posts