
Wisnumurti : Semua Sudah Jelas! Pawai Ogoh-Ogoh Tak Perlu Lagi Diperdebatkan
Denpasar-kabarbalihits
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1944 akan jatuh pada tanggal 3 Maret 2022, dan seperti kita ketahui pawai ogoh-ogoh merupakan tradisi yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Hindu untuk menyambut hari raya yang jatuh satu tahun sekali tersebut dengan tujuan nyomiang kala. Namun persoalan saat ini adalah disaat pemerintah memberikan “Lampu Hijau” untuk menggelar pawai ogoh-ogoh, pelaksanaannya terbatas, terkait Prokes yang wajib dilaksanakan pada H-1 Nyepi tersebut.
Terkait hal tersebut, Pengamat Sosial, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si mengatakan, sudah seharusnya masyarakat menyadari dalam pawai ogoh-ogoh itu akan melibatkan banyak orang, bahkan komunitas. Namun disisi lain, kondisi teranyar pandemi masih ada dan Bali saat ini sedang berada pada rangking 5 secara nasional, sehingga kenyataan ini merupakan tantangan bagi masyarakat Bali.
“Nah sekarang persoalannya adalah bagaimana kita bisa menyikapi ini secara arif dan bijaksana. Sehingga kegiatan-kegiatan yang kita lakukan tidak mengundang dan tidak menjadi klaster baru penyebaran covid 19,” ucap Wisnumurti yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali tersebut.
Menurut Wisnumurti sudah saatnya kita berpikir jernih dan menempatkan kesehatan diri, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat di atas segalanya.
“Karena apapun yang kita lakukan adalah bertujuan untuk mewujudkan kita sehat lahir dan batin. Kita melaksanakan tradisi agama, kita melakukan prosesi agama, selain itu juga melakukan persembahyangan, apa yang kita minta? Pasti untuk mendapatkan kesehatan lahir dan batin, sehingga kesehatan itu ditempatkan di atas segalanya,” imbuhnya.
Wisnumurti yang sempat menjabat sebagai Ketua KPU Provinsi Bali tersebut berpendapat, ketika dilaksanakan pawai ogoh-ogoh, maka protokol kesehatan wajib diutamakan, apalagi melibatkan banyak orang.
“Ini kan standar nasional, yang diterapkan dalam setiap kegiatan itu harus mengikuti protokol kesehatan. Kan itu wajib, sehingga itu aturan yang harus kita laksanakan,” papar Tokoh asal Puri Siangan Gianyar ini.
Menurutnya aturan tersebut merupakan rujukan dalam berkegiatan. “Nah sepanjang itu bisa dilakukan, saya pikir kegiatan apapun kan dalam tanda kutip kan tidak dilarang, tapi harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan secara nasional,” ucap Wisnumurti.
Bagi Wisnumurti, ogoh-ogoh itu merupakan sebuah ekspresi dalam rangka menyambut tahun baru Nyepi dan sudah barang tentu menjadi tradisi yang sudah berjalan. Persoalannya hanya bagaimana caranya tradisi tetap berjalan namun tetap dengan protokol kesehatan.
“Kita tidak berbicara masalah pro dan kontra, tetapi bagaimana cara mengatur agar semuanya berjalan tertib dan tidak menjadi klaster baru,” kata Wisnumurti seraya memberi gambaran yang bertanggung jawab ketika di suatu tempat itu terjadi klaster baru adalah ketua panitianya, sehingga ketika ada keinginan, adanya tuntutan maka di situ juga ada tanggung jawab. (kbh2).