Unik, Ayam Asap Digantung, Pemilik Warung Klaim Ini Satu-Satunya di Dunia
Badung-kabarbalihits
Berbagai olahan ayam tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan olahan ayam seolah menjadi menu wajib di warung makan atau tiap hajatan. Namun, pemilik usaha kuliner selalu berinovasi membuat olahan baru untuk menarik penikmat kuliner.
Seperti yang dilakukan Anak Agung Alit Gede Mertayadnya (53) asal Nusa Kambangan Denpasar, yang membuka usaha kuliner di Jalan Tanah Asri, Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, yang menyajikan menu unik Ayam Asap dengan cara digantung diatas bara api.
Usahanya ini dinamakan Warung JK (Jik Kumis) dirintis sejak 4 tahun lalu, yang sebelumnya menjual olahan babi samsam guling. Lantaran harga babi dianggap mahal, menu dirubah dengan ayam asap.
Dengan bantuan dinamo yang dihubungkan ke rangkaian besi berbentuk lingkaran mirip velg sepeda beruji, terlihat ayam-ayam yang digantung tersebut bergerak seperti melayang.
Ide ini berawal dari Agung Alit merasa kelelahan memanggang ayam dengan jumlah banyak yang dilakukan sendiri. Dengan terciptanya alat ini, ia merasa terbantu dan dapat melayani pelanggan dengan cepat.
“Dulu pakai tali manual, kalau apinya hidup saya tarik talinya kaya main layangan. Terus lihat di youtube ada jual mesin seperti itu (dinamo) dan dirakit sendiri,” Jelas A.A Alit Gede Mertayadnya (23/1/2022).
Ayam asap ini diberikan bumbu rajang (bumbu bali lengkap) yang dimasukkan dalam tubuh ayam, sehingga menciptakan rasa yang khas.
Menurutnya menentukan tingkat kematangan ayam asap ini membutuhkan waktu hingga 3 jam. Meski telah matang, olahan ayam tetap digantung diatas bara api. Hal tersebut dimaksudkan ketika dalam penyajian kepada pembeli, kondisi ayam tetap hangat.
“Ayamnya biar hangat terus, kalau sudah disajikan hangat ayamnya. Kalau ada yang mesan baru diambil,” Ucapnya.
Untuk 1 ekor ayam asap utuh dengan berat 1,2 Kg dijual Rp 90 ribu, sedangkan paket yang ditawarkan dengan ayam 1/4, sayur plecing kangkung dan nasi dihargai Rp 30 ribu. Dengan menu unik yang ditawarkan ini, ia mampu meraih keuntungan hingga Rp 15 juta per bulan.
“Omzet rata-rata 15 juta. Bisa bayar karyawan 2 orang, tempat ngontrak per hari Rp 50 ribu,” Terangnya.
Diakui, sebelum pandemi olahan ayam asapnya terjual hingga 40 ekor per hari. Namun pada kondisi saat ini, hanya 10 sampai 20 ekor terjual dalam satu hari.
Pernah dicoba dalam rangkaian lingkaran tersebut, Agung Alit bisa membuat ayam asap yang digantung hingga 100 ekor ayam.
“Pernah 100 ayam digantung. Kalau yang dibawah sudah matang dibawa ke atas, terus begitu gantian,” Ujarnya.
Bahkan, ia berani mengklaim ayam asap gantung olahannya yang dinamakan Chikentung (Ayam Digantung) satu-satunya di Dunia hanya ada di Warungnya.
“Karena nggak ada yang lain lagi, hanya disini ada. Justru orang lain mengambil videonya ini, bule yang tinggal disini 15 tahun cuma sekali saja tahu tempat seperti ini. Kalau yang dioven sudah sering dimakan,” Imbuhnya.
Salah seorang pengunjung, Alit Arta bersama istri mengaku beberapa kali mampir di Warung JK ini dan sengaja mencari kuliner ayam asap, karena dianggap tingkat kematangannya sempurna.
“Tulangnya lepas, artinya tingkat kematangan sudah bagus dan bumbunya menyatu banget,” Katanya.
Dari sisi higienis, dinilai dengan cara dipanaskan selama beberapa jam dipastikan bakteri sudah mati.
“Apalagi saya dengar sampai 2 jam-an dengan temperatur yang konstan itu sudah cukup,” Ujarnya.
Dengan harga paket yang ditawarkan, menurutnya sangat pantas dengan cita rasa yang didapat.
“Tidak terlalu mahal. Saya kira itu matching ya, dengan cita rasa yang didapat dengan harga yang diberikan sangat pas,” Tambahnya.
Selain dikonsumsi, pembeli juga memesan Ayam Asap untuk sarana Banten.
Tidak hanya Ayam Asap, Warung JK juga menyajikan menu lainnya, seperti Lawar Kambing, Ayam Guling, Sup Kepala Ikan, Mujair Nyatnyat, dan Plecing kangkung.
Diketahui, Warung JK Buka dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 21.00 Wita. (kbh1)
