Tinggalkan Dunia Tato, Boy Berfantasi di Dunia Diorama
Denpasar-kabarbalihits
Selama pandemi Covid-19 mewabah, dunia pariwisata di Bali tidak berjalan dengan baik dan salah satunya adalah bisnis tato. Sehingga beberapa seniman tato berpikir keras mencari celah usaha lain hanya untuk bertahan hidup.
Seperti yang diungkapkan salah seorang Seniman tato bernama Boy Prasetyo (41) tinggal di Jalan Nangka, Desa Tonja, Denpasar, keahlian dalam seni melukis di kulit sejak tahun 1995 ditinggalkan sementara dan beralih membangun dunia Diorama. Sebab, nilai yang diharapkan dari kedatangan wisatawan mancanegara di wilayah Popies, Kuta, berujung nihil.
“Ya karena pandemi tamunya ndak ada datang, pariwisata di Bali lagi kacau sehingga membuat saya merubah status” Ucap Boy Prasetyo saat ditemui di ruang kerjanya (22/12).
Boycord sapaannya mengaku, berfantasi dalam dunia Diorama dimulai dari setahun lalu dan mendapat apresiasi banyak orang. Sehingga ia mampu menyelesaikan pesanan membuat beberapa karakter dari dunia film.
“Kebanyakan dari film Marvel, karakter kartun, film Mr. Bean bisa kita buat,” Ujarnya.
Saat ini, Boy sengaja menggarap Diorama figur Santa Claus sebagai hadiah ulang tahun temannya sekaligus sebagai hadiah Natal, yang bertepatan dengan Hari Natal, tanggal 25 Desember.
Seperti konsep Natal biasanya, karya diorama ini dilengkapi pohon pinus dengan serbuk putih yang mirip salju. Uniknya, mainan hewan yang dipakai adalah beruang bertanduk emas, pengganti dari rusa. Menjadi modern, kereta yang menghubungkan beruang tersebut diganti dengan mainan diecast mobil. Dengan hati-hati, ia membuat sisa karyanya yang digarap sebulan lalu.
“Konsep ini saya kerjakan mulai bulan kemarin, kurang lebih satu bulan setengah,” Katanya.
Pria kurus bersuara serak ini menemui kendala dalam pembuatan konsep Natal ini. Kerumitan membentuk figur Santa Claus yang terbuat dari clay membutuhkan waktu lama.
“Rumit juga membuat bentuk santa claus sendiri sama beruangnya yang isi tanduk rusa,” Bebernya.
Berbagai bahan dasar diorama dan mesin 3D figur telah dilengkapi pada ruang kerjanya. Kedepan Boy akan terus belajar dalam mengembangkan karyanya dan dapat dijual secara umum. Karena menurutnya, penghobi diorama sangat banyak di Indonesia.
“Rencana ada menjual, sekarang fokus belajar membuat berkarya sampai mendapat apresiasi yang sangat baik sekali dari penghobi itu sendiri,” Tutupnya (kbh1)