Gus Adhi Bersama BPTP Bali Serahkan Ribuan Bibit Salak Gula Pasir di Karangasem
Karangasem – kabarbalihits
Anggota DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali membuktikan komitmennya membantu para petani di Bali. Setelah sebelumnya menyerahkan bibit kelapa genjah di Kabupaten Jembrana dan bibit kopi robusta di Kabupaten Buleleng.
Rabu 15 Desember 2021 politisi dua periode di DPR RI yang akrab disapa Gus Adhi ini kembali menyerahkan ribuan bibit salak gula pasir di kepada 6 kelompok tani di wilayah Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, disela acara Diseminasi Inovasi Teknologi Pengembangan Benih Hasil Litbang Komoditas Salak Gula Pasir.
Adapun kelompok tani dan krama subak yang menerima bantuan, antara lain Subak Abian Pudak Sari Banjar Alas Tunggal Desa Duda, Kelompok Tani Padang Lestari Banjar Padang Tunggal Desa Duda, Kelompok Tani Dewangga Tani Banjar Kampung Desa Sinduwati, Kelompok Tani Sari Asalanduh Banjar Batusesa Desa Menanga, Kelompok Pelaksana Penangkar Benih Salak Gula Pasir, dan Petani Subak Gula Pasir.
Kepala BPTP Bali, I Made Rai Yasa, mengungkapkan bantuan ini merupakan hasil kerjasama BPTP Bali dengan Gus Adhi untuk mengangkat pertanian di Bali sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami sampaikan bapak ibu sekalian, Pak Agung (Agung Adhi Mahendra Putra, red) ini merupakan salah satu DPR kita yang sangat paham dengan kebutuhan pertanian Bali, beliau sangat konsen untuk memajukan pertanian kita di Bali,” kata Rai Yasa.
Rai Yasa juga mengungkapkan, bahwa harga salak belakangan ini kurang bagus. Ia menyebut penyebabnya karena kunjungan wisatawan yang menurun drastis akibat hantaman pandemi Covid-19.
“Turis yang datang ke Bali cenderung menyukai salak Karangasem, tapi karena pandemi kunjungan wisatawan jadi menurun, apalagi ditambah ada pembatasan aktifitas masyarakat sehingga menambah jatuh harganya (salak, red),” ujarnya.
Disela acara diseminasi ini, BPTP Bali mengadakan bimbingan teknis kepada petani. Karena itu, dengan perjuangan Gus Adhi berupa benih salak gula pasir yang memiliki sertifikat, Rai Yasa berharap para petani dapat melakukan pola tanam yang baik dan benar sesuai materi yang telah diberikan oleh tim dari BPTP Bali.
“Perjuangannya Pak Agung berupa benih salak gula pasir yang bersertifikat tolong ditanam dipelihara sampai menghasilkan produk yang bagus karena tekad luar biasa dari Pak Agung diharapkan bisa berbuah manis bisa meningkatkan pendapatan para petani salak khususnya di Desa Duda ini,” harap Rai Yasa.
BPTP Bali bersama Gus Adhi berkomitmen mengembangkan Desa Duda dan khususnya Kabupaten Karangasem sebagai kawasan pertanian atau kebun salak yang sesuai dengan aturan yang ada. Upaya ini sekaligus untuk menjaga stabilitas harga salak khususnya salak gula pasir. “Saya selalu mendorong petani melakukan pola pertanian yang organik karena itu akan mendongkrak harganya,” ucap Gus Adhi.
Agar mencapai hasil komoditi dengan kualitas yang bagus, maka petani salak harus mengetahui tata cara menanamnya dimana satu pohon dengan pohon lain harus diatur jaraknya 2 meter. Tujuannya agar daun maupun ranting pohon tidak saling menutupi yang nantinya dapat menghambat masuknya sinar matahari.
“Kebanyakan sekarang petani kita menanam salak itu tidak 2 meter bahkan ada 1,5 bahkan tidak beraturan nah oleh sebab itulah saya minta kepada kelompok tani agar membuat percontohan terkait dengan kawasan kebun salak khususnya salak gula pasir yang sesuai dengan aturan yang ada salah satunya adalah jarak tanam kemudian pemangkasannya disisakan 17 helai daun sehingga sinar matahari itu bisa masuk,” jelas Anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Selain pola tanam tadi, Gus Adhi juga mengingatkan penggunaan pupuk yang benar. Sehingga dari hasil penelitian kalau sebelumnya masyarakat itu bisa panen hanya 2 kali dalam setahun namun dengan bibit salak gula pasir yang diserahkan yang mempunyai nilai kekhususan dan bersertifikat, petani bisa panen 4 kali dalam setahun.
“Dengan 4 kali panen dalam setahun ini bisa mengatur stabilitas harga dan juga pada kesempatan ini saya minta kepada pemerintah agar pemerintah bisa hadir memberikan subsidi harga ketika harga salak jatuh sehingga petani akan lebih semangat,” tutur Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI sekaligus Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali.
Selain memberikan kepastian peningkatan kesejahteraan bagi petani, kehadiran pemerintah juga sangat dinantikan petani khususnya memberikan kemudahan administrasi berupa sertifikat organik secara gratis kepada petani. Harapannya, para petani bisa menjual harga pertaniannya lebih tinggi.
“Jangan lagi kayak dulu itu 300 hektar pernah kena 30 juta, sekarang baiknya dinolkan, gratiskan sertifikat organik itu, inilah harapan saya kepada pemerintah sebagai wakil rakyat di pusat yang senantiasa berjuang bagaimana upaya-upaya ini terwujud sehingga memberikan kepastian peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat petani kita bisa terwujud, salam sehat Amatra (Agung Adhi Mahendra Putra),” pungkasnya. (kbh6)