Cuaca Ekstrem, 50 Ton Sampah Kiriman Terkumpul di Pantai Kuta
Badung-kabarbalihits
Kondisi Pantai Kuta belakangan ini sangat memprihatinkan, dengan terdamparnya berbagai sampah kiriman yang didominasi sampah organik seperti ranting maupun kayu gelondongan.
Selama seminggu sampah kiriman yang terkumpul sepanjang 4 Km dari Pantai Kuta hingga Pantai Seminyak mencapai 50 Ton.
Hal tersebut disampaikan Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Limbah B3 DLHK Badung, Putu Suantara saat memantau langsung kondisi Pantai Kuta, (7/11).
“Volumenya sudah mulai kelihatan, ini juga pengaruh dari cuaca ekstrem beberapa hari terakhir ini kurang lebih 3 hari,” Ucapnya.
Pihaknya telah menangani permasalahan musiman ini di beberapa zona, sebab sampah kiriman tersebar di sepanjang Pantai Barat wilayah Kabupaten Badung.
Ia optimis bersama petugas DLHK lainnya bisa menangani sampah kiriman tersebut dalam satu hari.
“Pasti bisa ditangani hari ini, karena sebagian sudah mulai kelihatan dibersihkan,” Katanya.
Upaya pembersihan sepanjang Pantai Kuta melibatkan 300 personil dan menggunakan 4 alat berat serta beberapa alat senso untuk memotong kayu ukuran besar.
Disebutkan selama seminggu telah terkumpul 50 Ton sampah kiriman yang siap diangkut dan pihaknya menemui kendala saat membersihkan berbagai jenis sampah tersebut.
“Kesulitan ya cuaca, seperti kemarin hujan, badai kemudian pasang surut air laut itu juga pengaruh, ketika air lautnya mulai pasang naik otomatis kita tidak bisa tangani,” Jelasnya.
Menurut pengalamannya, kondisi ini akan terjadi sampai bulan Maret 2022, dimana sampah yang terdampar akibat musim angin barat.
Sementara Ketua Satgas Pantai Desa Adat Kuta, I Wayan Sirna menyampaikan sampah kiriman mulai menghampiri Pantai Kuta terjadi beberapa waktu lalu, yakni sehari setelah bulan mati (Tilem).
Tidak hanya kiriman sampah, juga terjadi abrasi ketika ombak besar merongrong bibir pantai hingga tergerus 5 meter.
“Sehingga pohon kelapa 3 tumbang, pohon ketapang tumbang, dan banyak pohon-pohon di depan hard rock tumbang tergerus ombak besar dari Tilem, dan 3 hari dari sekarang,” Bebernya.
Abrasi terjadi juga pada bawah bangunan Tower Balawista, sehingga pengunjung dilarang untuk mendekati areal Tower karena dianggap sangat berbahaya.
“Cakar ayamnya sudah tergerus juga dengan gelombang besar kemarin, sekarang miring sedikit sehingga dipasang tali agar tidak ada orang duduk disana menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” Imbuhnya. (kbh1)