Konferwil X PPTI Bali di Badung, Kadiskes Bali Sebut Kasus TBC di Bali Menurun
Badung – kabarbalihits
Selain penanganan masalah Covid-19 di Indonesia, masalah kesehatan yang perlu penganan dan perhatian bersama adalah Penyakit Tuberkolosis (TBC). Dari data Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Indonesia masih menduduki posisi dua dunia setelah Negara India penderita TBC terbanyak. Hal ini terungkap dalam Konferensi Wilayah X PPTI Bali di Ruang Gosana II Gedung DPRD Badung, Jumat (3/12).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan, selama ini PPTI sudah berperan sangat aktif dalam pencegahan TBC dan pelayanan pengobatan serta melakukan pengawasan minum obat bagi pasien TBC. Walau pun sebagai relawan, PPTI memiliki komitmen dalam penamggulangan TBC. Kasus TBC di Bali sejak penemuan kasus covid-19 agak menurun.
”Angka penemuan kasus kita belum mencapai 44 persen yang kita targetka. Dan saat ini baru mencapai 34 persen kasus. Angka kesembuhan penderita TBC di Bali sangat bagus. Itu sudah mencapai 90 persen. Artinya 90 persen orang yang terdeteksi TBC diobati secara sembuh. Namun kita harus melihat juga ada 10 persen yang belum sembuh sehingga ini berpotensi bisa menjadi resisten dan meninggal. Ini perlu menjadi perhatian bersama, karena kasus resistensi obat pada TBC ini berdampak pada meningkatnya gejala-gejal resitensi tersebut,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan Suarjaya, data kasus TBC per kabupaten berbeda-beda. Penemuan tertinggi itu ada di Kabupten Buleleng, kemudian di Denpasar . “Dengan pengobatan, penanganan serta waktu yang tepat ini sebenarnya TBC ini dapat disembuhkan. Sering kasus yang tidak sembuh itu dikarenakan drop out minum obat. Memang kita sadari jangka waktu pengobatan TBC ini cukup lama serta obat yang diminum juga cukup banyak kadang-kadang menimbulkan ketidak disiplinan sehingga perlu adanya pengawas minum obat,”paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta mengatakan, diperlukan upaya khusus yang lebih intensif dalam menangani kasus TBC ini mengingat Indonesia di posisi kedua di dunia setelah Negara India.
“Dengan adanya transformasi kesehatan ini, Kabupaten badung termasuk lokus uji coba layanan terintegrasi Puskesmas dengan layanan kesehatan swasta dalam hal melakukan penanganan TBC. Terkadang penemuan TBC d iswasta tidak tersampaikan ke kita, dengan layanan terintegrasi ini kita mendapatkan pencapaian kasus TBC di Badung lebih akurat dan meningkat,”paparnya. Integrasi ini sedang dilakukan di dua puskesmas dahulu yakni Puskesmas Mengwi I dan Puskesma Abiansemal I. “Nanti sampai akhir Desember ini kita akan evaluasi, kalau ini berhasil meningkatkan cakupan pencapaian penaganan TBC , Kita akan terapkan di seluruh puskesma di Kabupaten Badung,”ungkapnya.
Sementara Sekertaris Komisi IV DPRD Badung, Ni Luh Putu Gede Rara Hita Sukma Dewi, SE mengatakan, dengan adanya Konfrensi PPTI ini pihaknya mengapresiasi perjuangan PPTI dalam menangani masyarakat yang terkena TBC di Bali dan Badung khususnya.
“Kita menjadi kasus tertinggi nomor dua di dunia, sehingga pemerintah memberikan perhatian lebih dalam penanganan TBC. Bagaiman nanti menanggulangi dan memberikan pelayanan masyarakat penderita TBC ini lebih baik lagi dari pemerintah. Saya harap kedepannya PPTI ini bisa memfasilitasi masyarakat terkena TBC mendapatkan pelayanan yang baik, baik itu obat sengga mereka bisa sembuh,”terang politisi asal kelurahan Lukluk tersebut. (kbh6)