Salam Dari Binjai
Opini-kabarbalihits
Beberapa hari yang lalu saya kaget melihat dua pohon pisang dan satu pohon singkong di kebun belakang rumah tumbang. Saya heran mengapa pohon pisang yang masih sehat bisa tumbang begitu saja. Ketika saya iseng bercerita tentang hal ini kepada seorang teman, teman saya spontan berkata, “Itu akibat “Salam dari Binjai”. Ketika dilihatnya saya masih bingung dia pun melanjutkan lagi, “Coba lihat videonya di Youtube”.
Setelah melihat sendiri videonya barulah saya faham. Rupanya video seorang laki-laki memukul pohon pisang beserta varian-varian ‘Salam Dari Binjai’ viral dan menjadi ‘inspirasi’ banyak orang khususnya anak-anak remaja untuk menirukan apa yang ditampilkan di video itu yang berakibat pada banyaknya pohon pisang tumbang di sejumlah daerah, termasuk pohon pisang di belakang rumah saya.
Kira-kira apa yang menggerakkan anak-anak itu untuk melakukan perbuatan seperti itu? Sigmund Freud membagi sistem kepribadian menjadi tiga, yakni: id, ego dan super ego.
Id. Merupakan kumpulan energi-energi/ketegangan/hasrat dalam diri akibat adanya rangsangan baik dari dalam diri maupun luar. Id mesti segera mendapat penawar agar ketegangan tersebut terbebaskan. Penawar itu adalah bagaimana mendapatkan kesenangan sehingga seseorang merasa terbebaskan dari ketegangan. Misalnya seorang bayi yang kalau lapar tahunya selalu disuapi makanan. Sehingga kebiasaan yang berulang-ulang tersebut menciptakan ingatan bahwa kalau dia lapar maka harus diberikan makanan. Sang bayi tidak akan berfikir bagaimana caranya memperoleh makanan. Intinya adalah bagaimana mendapatkan kesenangan untuk membebaskan diri dari ketegangan. Dalam hal ini logika, akal, nilai, belum terlibat. Sifat dari id ini adalah mendesak, impulsif, irasional, asosial, mementingkan diri sendiri dan suka kesenangan.
Ego. Jika id lebih menganut prinsip kesenangan, maka ego menganut prinsip kenyataan. Dalam hal ini akal dan logika sudah masuk, sehingga dalam memperoleh kesenangan (id), akan ada pengangguhan untuk pemenuhan kesenangan tersebut. Misalnya seorang anak harus belajar tidak sembarangan untuk memasukkan benda ke dalam mulutnya, sampai dia menemukan sesuatu yang dapat dimakan. Begitu pula halnya, seseorang yang memendam hasrat seksual akan berfikir dulu untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan sembarangan orang karena takut terkena penyakit misalnya atau melakukan tindakan perkosaan. Dia mesti menangguhkan ‘kesenangan’nya sampai menemukan cara yang sesuai atau orang yang tepat, sebab kalau tidak kerugian, penderitaan atau hukuman akan menantinya.
Superego. Superego lebih mewakili alam ideal dari pada alam nyata dan lebih menju kepada kesempurnaan dari pada kesenangan (id) maupun kenyataan (ego). Perkembangan superego pada anak merupakan perpaduan antara pengalaman dan prinsip/petuah/standar dari orang tuanya, terutama terkait dengan apa yang baik dan apa yang buruk. Dengan demikian ketika superego anak itu baik, maka dia bukan saja harus tunduk terhadap prinsip kenyatan untuk mendapat kesenangan dan mencegah kesakitan (hukuman), tetapi juga mesti bertindak sesuai ajaran moril dari orang tuanya.
Ketiga jenis prinsip kepribadian itu merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan yang melekat pada diri seseorang dan saling mempengaruhi. Lalu apa hubungannya ketiga sistem kepribadian dengan trend ‘Salam Dari Binjai’
Untuk itu mari kita lihat terlebih dahulu karkteristik dari ‘Salam dari Binjai’ yang terjadi di lapangan.
- Adanya tindakan vandalisme (pengerusakan), yakni merobohkan pohon pisang dengan cara memukul berulang-ulang.
- Tindakan itu dilakukan oleh oleh anak-anak remaja secara diam-diam untuk kesenangan semata.
- Tindakan tersebut dilakukan setelah melihat tayangan di media sosial.
Dari ketiga ciri itu tampak bahwa tipikal kepribadian yang menonjol dalam hal ini adalah id. Ada semacam ‘agresifitas impulsif’ dalam tindakan tersebut yang butuh penyaluran. Dilakukan diam-diam tentu saja agar tidak diketahui oleh orang lain. Tindakan itu dilakukan setelah mendapat rangsangan dari luar (menonton video). Semua ini sangat sesuai dengan sifat-sifat prinsip id, yakni mendesak, impulsif, irasional, asosial, mementingkan diri sendiri dan suka kesenangan.
Yang hendak saya katakan bahwa sifat ‘id’ sebagai bagian kepribadian yang paling dasar ada dan melekat pada setiap orang yang bisa saja muncul sewaktu-waktu jika mendapat rangsangan dari luar yang untuk tiap orang kadarnya tentu saja berbeda, tergatung tingkat kedewasaan pribadi seseorang. Dalam sejumlah kasus misalnya seorang suami yang melakukan kekerasan kepada istri secara spontan pada saat sang suami menghadapi tekanan ekonomi yang sangat berat dan tiba-tiba terpicu oleh sang istri yang terus ngomel-ngomel misalnya. Tekanan psikologis yang berat lalu menerima ‘pemantik’ berupa omelan atau kata-kata yang memancing emosi dapat memicu munculnya sifat id tersebut.
Disamping rasa lapar dan kekerasan, hasrat seksual juga menjadi sifat dasar id ini. Ini akan menjelaskan mengapa tayangan atau konten yang sifatnya memperlihatkan bagian-bagian sensual tubuh (wanita) sangat laris ditonton. Cobalah lihat tayangan di salah satu kanal media sosial yang banyak memperlihatkan wanita dengan pakaian minim jalan-jalan atau melakukan aktifitas lainnya di pantai. Dalam hitungan hari, viewer-nya bisa puluhan bahkan ratusan ribu. Dengan menonton tayangan seperti itu dorongan seksual seseorang akan terpenuhi tanpa takut merasa berdosa atau takut diketahui orang lain.
Begitu pula halnya dengan tayangan yang berisi kekerasan, apakah itu film (perang dan action) ataupun yang berkaitan dengan olahraga pasti banyak peminatnya. Dan ‘Salam Dari Binjai’ ini adalah contoh nyata munculnya karakteristik id yang berkaitan dengan hasrat kekerasan pada manusia.
Riwayat Penulis :
Alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1990), sempat lama bekerja sebagai penerjemah di sebuah kantor perencanaan lanskap dan ‘nyambi’ sebagai pramuwisata paruh waktu. Saat ini mengelola sebuah Sekolah Bahasa Inggris. Sudah menulis 3 buah buku bertema ‘self-help’ ‘Lagasan Bayune’, Tegtegan Bayune’ dan ‘, ‘Lemesin Bayune’.