Matangkan Program D2 Fast Track, Dirjen Pendidikan Vokasi Bertemu DUDI dan SMK di PNB
Badung – kabarbalihits
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. kembali menegaskan pentingnya peran Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam Pogram Diploma 2 jalur Cepat, atau yang biasa dikenal dengan D2 Fas Track. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan mitra industri dan mitra SMK di Kampus Politeknik Negeri Bali, Rabu (3/11).
Program Diploma 2 Jalur Cepat atau D2 Fast Track adalah program yang sedang dikerjakan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi di seluruh Indonesia.
Politeknik Negeri Bali akan membuka 8 program studi D2 Fast Track, sekaligus menjadi jumlah terbanyak di Indonesia. Melalui Program D2 Fast Track, siswa SMK dapat langsung melanjutkan ke jenjang Diploma 2 di Politeknik Negeri Bali hanya dalam waktu 3 semester saja, dimana 2 semester diantaranya langsung magang di industri.
Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengibaratkan D2 Fast Track adalah perkawinan segitiga, yaitu Politeknik Negeri Bali, SMK, dan Dunia Usaha Dunia Industri. Dibukanya D2 Fast Track berawal dari kebutuhan dunia industri, sehingga peran mereka sangat penting.
Dunia Usaha Dunia Industri dilibatkan mulai dari penyusunan kurikulum, ikut mengajar dari sejak SMK, tempat magang program D2 Fast Track, hingga diharapkan dapat langsung menyerap lulusan D2 Fast Track.
“Jadi D2 fast Track bukan 4 semester, tapi 3 semester. Yang 2 semester kan magang di industri secara penuh. Ini mirip dengan di Jerman yag disebut dual system, belajar sambil bekerja di industri. Jadi untuk menyiapkan 2 semester magang tersebut, kita benar-benar akan bicara dengan dunia industri. Industri harus menyiapkan supervisor magang, yang akan kita latih seperti dosen pembimbing magang. Jadi mahasiswa D2 Fast Track tetap magang, tapi ada kuliahnya. Dan kalau sudah magang disana, harapannya industri dapat langsung menyerap mahasiswa tersebut setelah lulus,”ungkap Wikan Sakarinto.
Wikan Sakarinto menjelaskan berkurangnya waktu studi Diploma 2 Fast Track dari 4 semester menjadi 3 semester, bukanlah menghilangkan pembelajaran selama 1 semester, melainkan mengakui pembelajaran siswa di SMK melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Jadi siswa SMK tidak harus mengulang kompetensi yang sama, saat melanjutkan ke program D2 fast Track.
“Jadi kurikulum sudah dibikin bersama, dan dosen Politeknik kan sejak kelas 1 SMK ikut ngajar. Sehingga itu kita gunakan yang namanya Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Jadi Politeknik Negeri Bali satu semester ini mengakui capaian siswa selama 6 semester di SMK setara dengan 18 hingga 20 SKS di D2 Fast Track,” jelas Wikan Sakarinto.
Sementara itu Direktur Politeknik Negeri Bali, I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom. mengatakan perkuliahan program D2 Fast Track di PNB sudah akan dimulai pada pertengahan tahun 2022.
Persiapan detail telah dilakukan dan sudah ada 5 SMK yang mempersiapkan diri ikut program D2 Fast Track di PNB. Seleksi mahasiswa yang akan mengikuti program D2 Fast Track tidak hanya dilakukan oleh PNB, tetapi juga melibatkan SMK dan dunia industri.
“Nanti seleksinya bersama. Anak-anak yang sudah dipersiapkan dari SMK, seleksinya dari guru-guru SMK disana, kemudian gabung dengan dari PNB, gabung dengan DUDI. Sehingga hasil seleksinya ini sudah menjadi milik bersama. Jadi tidak seperti mahasiswa reguler yang seleksinya hanya dilakukan oleh PNB saja,” jelas Nyoman Abdi.
Mendukung program D2 Fast Track, Politeknik Negeri Bali telah menjalin kerjasama dengan ratusan Dunia Usaha Dunia Industri, diantaranya The Apurva Kempinski Bali, St. Regis, Conrad, Horison Hotel, dan Wyndham. (kbh7)