Sulap Ruangan Dengan Konsep Urban Jungle, Enji Rogoh Kocek Hingga Rp 20 Juta
Gianyar-kabarbalihits
Memiliki halaman rumah dipenuhi dengan tanaman hias yang tertata pastinya menjadi dambaan banyak orang, karena dapat membuat suasana menjadi lebih asri dan menyegarkan. Kini tren menempatkan tanaman hias sebagai dekorasi di dalam ruangan menjadi pilihan.
Tidak hanya terlihat indah dari segi visual, namun hadirnya tanaman hias di dalam ruangan juga dapat menyempurnakan sirkulasi udara pada rumah dan semakin banyak orang yang ingin membuat konsep hutan dalam ruangan.
Seperti yang dilakukan I Kadek Agus Undrawan yang tinggal di Banjar Tegal, Desa Tegalalang, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, ia menyulap ruang tamunya dengan konsep ‘Urban Jungle’ yang dilakukan sejak pandemi mewabah.
“Sejak pandemi, mulai dari halaman rumah, menghias rumah seperti urban jungle dengan tanaman penghijau disegala sudut, dan terinspirasilah didalam ruangan. Tanaman saya coba masukkan di dalam ruangan dengan memenuhi kebutuhannya terutama kena sinar matahari, udara, dan atapnya yang saya pakai biar cahaya bisa masuk,” Ungkap Kadek Agus Undrawan saat ditemui di kediamannya (28/9).
Menurutnya penataan tanaman juga bertujuan agar rumah tampak rapi dan tidak terkesan berantakan. Dinilai, tidak semua jenis tanaman cocok untuk ditempatkan di dalam ruangan. Agus Undrawan yang disapa Dek Enji ini, lebih memilih tanaman paku-pakuan dan jenis Platycerium diletakkan dalam ruangan.
“Yang bisa masuk seperti paku-pakuan, terus yang suka air tidak terlalu suka panas. Yang lebih dominan Platycerium, karena memang suka tampilannya, berbeda jarang ada yang punya. Kateristiknya bagus-bagus,” Katanya.
Dalam menempatkan tanaman pada ruangan Dek Enji tidak tanggung-tanggung, khusus Platycerium yang biasa disebut simbar maupun tanduk rusa, ia merogoh kocek hingga Rp 8 juta per tanaman.
“Tergantung kelangkaan dan sizenya. Di rumah sini yang besar dipasang dari Rp 5 juta sampai Rp 7 juta, ada juga kisaran Rp 8 juta keatas,” Bebernya.
Untuk set keseluruhan tanaman di ruangan, pada pengerjaannya diakui dilakukan sendiri dan menghabiskan total biaya mencapai Rp 20 juta.
“Rp 15 juta sampai Rp 20 juta sih, terus ada bahan lain lagi sedikit, ya sekitar segitu,” Ujarnya.
Sedangkan proses perawatan khususnya dalam penyiraman, justru menjadi kenikmatan tersendiri baginya.
“Menikmatinya saat menyiram, saya manual saja nyiram,” Jelasnya.
Ditambahkan, banyak orang yang ingin meniru konsep tampilan rumahnya, ketika saat menerima tamu baik dari saudara maupun temannya sendiri.
“Ya banyak yang ingin meniru, yang penting sesuai budget. Jangan dipaksakan,” Pungkasnya.
Sementara istri Dek Enji, Luh Sukerti mengaku dari awal mendukung hobi suaminya yang suka dengan tanaman. Ia pun tidak merasa kewalahan dalam membersihkan halaman yang luas maupun di ruangan, karena dianggap sampah dedauan tidak banyak.
“Selain bagus dilihat, juga sampahnya tidak terlalu banyak. Nyaman, sejuk, banyak hal positif yang saya dapatkan sendiri dan keluarga juga,” Tutupnya. (kbh1)