Dirumahkan, Pria di Mekar Buana Sukses Jadi Seller Tanaman Platycerium Terlengkap di Bali
Badung-kabarbalihits
Terdampak pandemi Covid 19 di dunia pariwisata justru menjadi berkah bagi pria yang tinggal di Banjar Lambing, Desa Mekar Buana, Kecamatan Abiansemal, Badung bernama I Putu Gede Wijaya (27). Bagaimana tidak, setelah dirumahkan dari Villa wilayah Uluwatu tempatnya bekerja sejak awal pandemi satu setengah tahun lalu, kini sukses menjadi seller tanaman hias terlengkap khususnya pada jenis Platycerium, atau biasa disebut Simbar.
Putu Wijaya mengungkapkan, sebagai anak yatim, tentu hobinya pada tanaman hias ini dijadikan sebagai penyambung hidup, dan tulang punggung bagi keluarganya.
“Pertama hobi dulu, terus kita kembangkan. Dulunya masih barter sama teman-teman, karena sekarang permintaan besar otomatis harganya juga mengikuti. Kebetulan sekarang masih fase dirumahkan oleh perusahaan karena Covid 19 juga. Ini saya jadikan penyambung hidup selama pandemi,” Ungkap Putu Wijaya ketika ditemui dikediamannya, Minggu (26/9).
Dengan hanya memanfaatkan halaman rumah seluas 4×10 Meter, awalnya fokus pada tanaman hias Platycerium. Sebab, tanaman yang juga disebut tanduk rusa oleh masyarakat awam sangat pantas untuk ditempatkan pada lahan rumah yang sempit. Seiring waktu, kini ia memiliki berbagai jenis tanaman lainnya untuk dijual.
“Cocok untuk rumah yang minimalis, karena pertama platycerium sekarang merembet ke hobi tanaman lain,” Jelasnya.
Diketahui ia telah memiliki 16 jenis tanaman platycerium dari seluruh Indonesia, dan diluar hasil Hybrid (produk persilangan) telah memiliki lebih dari 20 jenis.
Menurutnya, karena perkembangan tumbuh platycerium yang lamban, maka harga yang dijual lumayan tinggi, sehingga dianggap pantas menjadi penghasilan utama di masa pandemi.
“Dulu masih harga Rp 200 ribu hingga 1 Jutaan. Sekarang stoknya sedikit dan perkembangannya lumayan lama jadi harganya cenderung sangat naik, dari Rp 300 ribu sampai belasan juta juga ada. Per item pernah jual Rp 8,5 juta sampai Rp 10 juta, kalau jumlah banyak bisa lebih dari itu. Tapi tidak bisa disamakan 1 tanaman dengan banyak tanaman, tergantung yang beli,” Bebernya.
Dari keseluruhan Platycerium yang ia miliki, dikatakan jenis termahal yang dijual adalah Hybrid Erawan yakni persilangan antara jenis Madagascariese dengan Elephantotis.
Tanaman Platycerium koleksinya ia pasarkan sampai luar Bali dan luar Negeri secara online. Diakui peminatnya juga dari influencer, hingga artis Ibukota Jakarta yang juga sebagai pelawak dan pembawa acara.
“Ada ke Jawa, Sumatera, sampai luar negeri, platycerium sekarang high di Jepang. Ada artis, waktu dia mau beli pakai akun palsu, setelah deal, kita chat ternyata artis ibukota. Waktu chat dia bilang, kalau saya pakai akun asli pasti dimahalin,” Kata Putu Wijaya meniru obrolan chat tersebut.
Tidak hanya menawarkan platycerium, ia juga menyediakan media dalam penempatan tanaman hias tersebut, yakni bingkai ukiran khas Bali.
“Ada dari plastik, bingkai Bali. Kebetulan ada orderan dari luar dibuatkan konsep balinese, jadi kita support bingkai tema bali,” Imbuhnya.
Untuk harga bingkai dijual cenderung lebih tinggi, karena dibutuhkan proses pengerjaan dan mendatangkan tukang ukir.
“Satu bingkai kita jual sampai Rp 350 ribu. Kalau sampai tanaman beda lagi, karena tidak semua orang punya konsep seperti itu, trendnya kita sebagai orang Bali” Pungkasnya. (kbh1)