
BPR Kanti Gelar Diklat MBG, Respons Peluang di Tengah Pandemi
Gianyar-Kabarbalihits
Kebijakan pemerintah menurunkan level PPKM di Bali dari IV menjadi III, disambut antusias oleh Bank Perkreditan Rakyat Sukawati Pancakanti (BPR Kanti).
Upaya mewujudkan Bali Bangkit, BPR Kanti menggelar Pendidikan dan Pelatihan Micro Business Game (MBG) Sparkassenstiftung Jerman bagi SDM BPR se-Bali bertempat di aula SMA Negeri 1 Sukawati, Gianyar, Rabu (15/9).
Pendidikan dan Pelatihan Micro Business Game (MBG) yang dilaksanakan selama dua hari tersebut dibuka langsung Deputi Direktur Pengawasan Bank, IKNB, Pasar Modal dan Perijinan OJK Bali Jimmy Hendrik Simarmata.
Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba dihadapan peserta dan undangan yang hadir mengatakan workshop digelar untuk sharing pengalaman dan berdiskusi tentang tantangan-tantangan dan best practice yang dihadapi serta langkah-langkah yang ditempuh bagi keberhasilan pelaksanaan pelatihan Micro Business Game. Kegiatan tersebut ungkapnya merupakan kelanjutan dari kerja sama DPD Perbarindo Bali dengan Sparkassenstiftung dan BPR Kanti.
Melalui MBG lanjut Arya Amitaba akan memudahkan peserta pelatihan membuat maupun melakukan analisis keuangan.
“Dengan kondisi sekarang ini tentu kita tidak bisa terlalu memikirkan atau berandai-andai banyak yang narik deposito, melainkan harus bergerak dan yakin BPR akan tumbuh dan berkembang. Pasti masih ada nasabah potensial. Daripada diam dan mati, kenapa tidak kita bergerak karena BPR sudah siap menyambung keadaan new normal,” ucapnya.
Arya Amitaba juga mengatakan, krisis pandemi Covid-19 tidak sama dengan krisis moneter 1997/1998 silam. Akhir dari pandemi Covid-19 tidak jelas sehingga BPR tidak bisa hanya diam berpangku tangan menanti wabah usai. Micro Business Game (MBG) Sparkassenstiftung Jerman, jelas Amitaba akan dikemas dalam bentuk permainan sehingga tidak akan membosankan.
Amitaba pun optimis BPR Kanti bisa melaksanakan fungsi Apec Bank BPR. BPR Kanti jelasnya bukan sebagai Apec Bank, namuan akan melaksanakan fungsi-fungsi Apec Bank di antaranya memberikan modal kerja. Dalam rangka menjalankan fungsi Apec Bank ini, BPR Kanti dikawal tenaga profesional.
“Salah satunya bagaimana memberikan modal kerja bagi BPR. Pada minggu lalu, kami sudah virtual meeting dengan Bank Mayapada yang menyiapkan dana Rp 5 triliun rupiah bagi 28 BPR se-Indonesia, salah satunya BPR Kanti. Untuk Rp 5 triliun ini mari kita bersama-sama menggunakan dana besar ini,” ungkapnya.
Merespons peluang yang terbuka lebar, Amitaba mengajak BPR se-Bali berkolaborasi dengan BPR Kanti. Lebih jauh, Amitaba menilai sudah saatnya BPR se-Bali memiliki produk bersama demi keuntungan bersama. “Bagaimana kala BPR-BPR kita gabungkan sehingga pelaksanaannya jadi lebih mudah,” ajaknya.
Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan Bank, IKNB, Pasar Modal dan Perijinan OJK Bali Jimmy Hendrik Simarmata menambahkan Kinerja dari 134 BPR hingga Juni 2021 masih terdampak Covid -19. Sampai saat ini jumlah kredit BPR sebesar Rp6,56 T (56,52 persen), dimana sebesar Rp4,92 T (74,87 persen), telah dilalukan restrukturisasi kredit terdampak Covid -19.
“Total aset BPR di Bali sebesar Rp17,66 T (5,02 person yoy). Peningkatan tersebut masih dibawah pertumbuhan total aset nasional yang mencapai sebesar 8,35 persen (yoy),”ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi mengalami hambatan yang serius, OJK memutuskan memperpanjang masa relaksasi restrukturisasi kredit perbankan selama satu tahun dari 31 Maret 2022 menjadi 31 Maret 2023.
Sementar Sekretaris Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Bali Made Suarja MH menyambut baik program restrukturisasi pemerintah. Upaya itu dalam memberikan keringanan bagi nasabah untuk membayar tiap bulannya. Mengingat, ekonomi Bali belum pulih akibat pandemi dan kebijakan PPKM.
“Jangan sampai ada BPR gagal bayar. Oleh karena itu kita membuat satgas gotong royong yang sudah dilaporkan ke OJK. Kita membantu kekurangan likuiditas sahabat BPR kita. Bank khususnya dihadapkan pada debitur yang terdampak langsung dan tidak langsung sehingga gagal bayar. Beruntung negara hadir dengan relaksasi. Bali masih sangat membutuhkan agar jangan sampai menggerogoti permodalan BPR,” terangnya.(kbh6)