JWIHS Berikan Pelatihan Barista Untuk Umum, Dominan Diminati Kaum Perempuan
Denpasar-kabarbalihits
Menjadi peracik dan penyaji kopi yang profesional sangat diminati kalangan anak muda masa kini. Terlebih merambahnya Cafe maupun kedai kopi khususnya di Bali, profesi Barista kini dilirik kaum perempuan dengan mesin kopi kekinian.
Hal tersebut terlihat saat Kampus Jaya Wisata International Hotel School (JWIHS) memperkenalkan profesi Barista kepada masyarakat secara umum melalui kursus singkat selama 3 hari di kampus setempat (4/9).
Humas JWIHS Ni luh Erawati Setiawan menerangkan, pelatihan ini bertujuan untuk menjadikan para peserta menjadi barista professional. Peserta akan memahami dan mampu mempraktekkan pengetahuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Barista professional. Pengetahuan tentang Barista secara umum dimulai dari pengetahuan tentang biji kopi hingga cara peracikannya.
“Hari pertama dan kedua mereka teori. Hari pertama belajar tentang biji kopi. Segala macam cara membedakan kopi, hari kedua tentang alat, hari ketiga belajar tentang produk-produk yang bisa dibuat dari kopi,” Ucap Humas JWIHS Ni luh Erawati Setiawan saat pelatihan Barista berlangsung di Kampus JWIHS, yang beralamat di Jl Gatot Subroto 412, Denpasar.
Peserta yang dibatasi untuk umum ini diikuti dari siswa SMA/SMK, mahasiswa, maupun orang yang tidak mempunyai pekerjaan karena terdampak pandemi Covid-19.
“Kita batasi tiap sesi hanya 10 peserta sesuai dengan Protokol Kesehatan,” Jelasnya.
Menjadi sesuatu yang menarik karena peserta yang ingin menekuni profesi Barista pada sesi pertama dikatakan dominan perempuan.
“Yang kita tahu orang yang suka kopi adalah laki-laki ternyata malah disini dominan perempuannya,” Ujarnya.
Salah satu peserta bernama Safitri Devi menilai profesi Barista adalah sesuatu yang artistik. Ia mengikuti kursus singkat ini tidak melihat dari identitas gender, karena dianggap seni membuat kopi ini menjadi hal yang menarik.
“Barista, seni membuat kopinya itu menarik jadi saya coba untuk ikut pelatihan ini tanpa berpikir mungkin banyak cowok apa cewek,” Pungkasnya.
Devi yang merupakan Mahasiswa kedokteran di kampus Warmadewa berharap nantinya akan memanfaatkan pengalaman ini sebagai penambah penghasilan.
“Apabila memungkinkan bisa kerja part time sebagai Barista, tapi kedepannya mungkin saya lanjutkan lagi kuliah saya karena masih pendidikan,” Harapnya.
Hal ini dinilai sebagai media pembelajaran yang baik, terutama dirumah tidak tersedianya mesin kopi pribadi.
“Kelas 3 hari ini juga selain waktunya gampang dicari, kamis, jumat, sabtu, saya pikir ini media pembelajaran yang bagus untuk orang-orang yang mungkin sudah punya kuliah lain selain Barista, tapi memiliki rasa ingin tahu di profesi Barista,” Katanya.
Ditambahkan, pelatihan menjadi Barista menjadi wawasan baru baginya. Selanjutnya dengan materi standar Barista yang diberikan selama 3 hari, jika dipraktekkan tiap hari akan menjadi lebih baik. (kbh1)