Pelaksanaan Ibadah Waisak di Wihara Buddha Sakyamuni Dibatasi, Tradisi Pindapatta Ditiadakan
Denpasar-kabarbalihits
Pelaksanaan ibadah hari raya Trisuci Waisak 2565 TB (Tahun Buddhis) 2021 di Vihara Buddha Sakyamuni, lingkungan Padang Udayana Jalan Gunung Agung, Denpasar dilangsungkan secara terbatas, hanya menghadirkan 60 orang dari pengurus KBTI (Keluarga Buddhis Theravada Indonesia).
Ketua Dayaka Sabha Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Oscar Naib Wanouw mengatakan, dalam membantu pemerintah memutus rantai virus Covid-19 pihaknya membatasi umat untuk melakukan Ibadah ke Wihara. Namun berbagai rangkaian menyambut Tri Suci Waisak tetap dilakukan, seperti Puja Bakti di bawah Pohon Bodhi yang dilanjutkan dengan pelepasan Burung secara simbolis.
“Kalau tidak pandemi, kita bisa lepas sampai 2000 burung, saat ini secara simbolik sebagai simbol rasa cinta kasih bahwa semua mahkluk mengharapkan bahagia. Setelah itu dilanjutkan di dalam Dhammasala puja bakti menyambut Tri Suci Waisak menyongsong detik-detik Waisak jatuh saat ini (26/5) pukul 19.13.33’ Wita,” Ucap Oscar Naib Wanouw di ruang Dhammasala Vihara Buddha Sakyamuni, Rabu (26/5).
Bagi umat yang tidak bisa hadir ke Wihara, pihaknya telah menyiapkan Live streaming Youtube untuk mengikuti Ibadah dari rumah masing-masing.
“Secara live streaming di rumah dengan tetap semangat karena baik di Wihara maupun di rumah kita akan melakukan puja terhadap hal penting ini” Jelasnya.
Sedikitnya umat yang hadir ke Wihara, tidak akan mengurangi makna dari pelaksanaan hari Tri Suci Waisak. Hal ini disebabkan kesadaran diri umat telah tumbuh karena pandemi yang masih mewabah. Dimana sebelum Pandemi umat hadir ke Wihara mencapai 3 ribu orang.
“Sada yang telah tumbuh, kesadaran keyakinan akan guru Agung kita tentunya tidak akan mengurangi manfaat maupun pelaksanaan di rumah masing-masing, tetap dengan semangat,” Ujarnya.
Dengan mengusung tema ‘Cinta Kasih Membangun Keluhuran Bangsa’ pada Trisuci Waisak 2565 TB ini diharapkan semua dapat berbahagia.
“Sehingga apapun keinginan yang kita lakukan untuk kebahagian orang lain maupun kebahagian diri kita, sehingga terbalik dengan kebencian,” Katanya.
Ditambahkan, kali ini tradisi Pindapatta yang biasanya dilangsungkan tiap tahun juga ditiadakan. Sejatinya dalam tradisi Pindapatta umat diberikan kesempatan untuk melakukan kebajikan, yakni mendermakan makanan kepada Bhikkhu Shangha.
“Mulai pandemi ini kita tidak melakukan mengingat terjadi kerumunan banyak orang dan jarak antara Bhikku dan yang menyerahkan terlalu dekat sehingga tahun ini kita tiadakan,” Imbuhnya.
Dengan tidak dilaksanakannya tradisi ini, juga tidak akan mengurangi makna rasa hormat dan bakti terhadap Bhikku Sangha mengingat masih mewabahnya masa pandemi.
“Mari jaga kesehatan masing-masing, dengan menjaga kesehatan diri sendiri berarti juga menjaga kesehatan orang lain agar pandemi ini segera berlalu sehingga kita bisa hidup normal kembali,” Tutupnya. (kbh1)