November 25, 2024
Daerah

Pemahaman Ajaran Bhagawad Gita Melalui Buku Srila Prabhupada

Denpasar – kabarbalihits 

Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali  mengalami gejolak atas serangkaian penolakan dari beberapa elemen Hindu Dresta Bali. 

Konflik berimplikasi hingga ke tingkat desa adat, khususnya terhadap keberadaan ashram Sampradaya-Hare Krishna di pedesaan pada beberapa Kabupaten. 

Mantan Ketua Perkumpulan ISKCON Bali sebelumnya disebut Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI) Ir. I Made Amir Karang, periode 2002-2007 membenarkan adanya beberapa oknum dari ISKCON di Bali yang membuat pernyataan ketersinggungan kepada semeton di Bali awalnya mengenai makanan vegetarian, sehingga polemik tersebut berlanjut. 

“Ada beberapa oknum membuat keadaan menjadi seperti ini. (Diistilahkan) Yang sabuk hijau, sabuk putih yang baru belajar, pohon pisang yang dipukul. Tidak menutup, maka tiyang bilang, karena ada aksi wajar ada reaksi,” Ungkap I Made Amir Karang ketika ditemui dikediamannya pada Rabu (19/5). 

Menurutnya hal ini juga harus disikapi dengan jernih, bahwa kelompok Sampradaya-Hare Krishna, masih bagian atas umat Hindu Bali. Pada Hindu percaya memiliki tangga dari terendah hingga tertinggi (Nista, Madya, Utama), bahkan tidak ada paksaan sebab ada ruang-ruang untuk menapaki tataran sesuai kemampuan setiap individu Hindu.

“Sampradaya lebih terbuka tidak berdasarkan golongan darah, melainkan berdasarkan minat, komitmen, dan integritas individu yang mempelajari Weda dari sisi garis perguruan Waisnawa,” Jelasnya. 

Amir menambahkan belajar memahami Hindu, termasuk mempelajari Buku berjudul Srila Prabhupada Lilamrta-Volume Two Planting The Seed New York City 1965-1966 ‘A Biography of His Divine Grace-A.C.Bhaktivedanta Swami Prabhupada Founder-Acharya of the ISKCON oleh Satsvarupa Dasa Goswami.

        

Dikatakan, dalam pengantar halaman romawi vii tertulis; There he begins to preach an unlikely message of sexual restraint, abstention from drugs, and purity of mind and body—and in behalf devotion to the Hindu God Krsna.

“Disebut misi orang ini (Prabhupada) adalah membawa ajaran Hindu yang ber-Tuhan Krishna, beliau bahasakan begitu. Jadi ajaran Hindu dimaksud adalah Bhagawadgita dan Weda,” Ucapnya.

Prabhupada dijelaskan Amir, disebutkan dalam buku kala itu hendak membangun Pura Hindu di New York, di mana tertuliskan dalam halaman 32; But he had received no reply. He had not heard from her since Butler, though her words to him had seemed prophetic. And they had stuck with him: ‘I feel that you should stay there until you fully recover from your illness and return only after you have completed your mission’. Now Sumati Morarji must do something big. He told her point blank: I Think therefore that a temple of Bala Krishna in New York may immediately be started for this purpose. And as a devotee of Lord Bala Krishna, you should execute this great and noble work. Till now there is no worshipable temple of the Hindus in New York, although in India there are Struggling Alone.

“Beliau juga ingin membangun Pura Hindu di New York dan sampai meminta bantuan kepada orang kaya di India bernama Srimati Sumati Morarji, disebut anda akan dicatat dalam sejarah sebagai orang yang membangun temple Hindu pertama di New York. Beliau meminta bantuan persuasif terhadap Ibu Sumati Morarji, jika anda mau membantu kami anda akan tercatat sebagai orang pertama yang membangun Pura Hindu di New York. Dari itu, akan berkaitan dengan churches atau persekutuan/perkumpulan/ asosiasi,” Bebernya.

Selain itu, Amir turut menunjukkan buku ISKCON Law Book – Compilation of all ISKCON Laws from 1975 until 1997 oleh ISKCON GBC Press, dalam halaman 177 menyebutkan pula bahwa; In this way ISKCON faithfully continues the core traditions of the Hindu faith.

“Bagi ISKCON sepenuhnya melanjutkan tradisi keyakinan Hindu, inti tradisi Hindu,” Imbuhnya.

Di satu sisi Prabhupada ingin membangun Pura Hindu di Amerika dan di hukumnya juga Hindu, lalu mengapa beliau tidak mengatakan tidak mengajarkan Hindu? Ada beberapa alasan; Tahun 1966 ada kaum Hippies (tidak beragama-masyarakat anti kemapanan) di Amerika ada orang-orang yang tidak mau terikat pada tatanan kemapanan lewat jargon Do What Do You Want To Do. Prabhupada konon pergi ke Amerika, saat itu ingin mengajarkan Weda kepada kaum tersebut di Amerika, di mana jika anak-anak Amerika menerima maka dunia menerima Weda atau diistilahkan number in America in the world.

“Jika Prabhupada pergi ke Amerika dengan mengatakan mau mengajarkan Hindu, tentu mereka orang-orang di Amerika ketika itu sulit percaya. Prabhupada menilai dan melihat jika orang-orang Amerika menerima, maka dunia akan melihat spirit itu. Dengan mengatakan beliau (Prabhupada) tidak mengajarkan pengetahuan tentang Hindu, tetapi di saat yang bersamaan beliau mengajarkan Weda dan Bhagawadgita, semua yang beliau ajarkan ajaran Weda. Di sana dia lalu diterima, padahal ketika ke Amerika hanya berbekal 4 dollar, hanya saja beliau yakin dengan ajaran Bhagawadgita dan Weda,” Paparnya.

Baca Juga :  Bukan Untuk Sensasi, Tukang Parkir Merasa Nyaman Pakai Masker Batok Kelapa 

Pihaknya menegaskan pembaca Bhagawadgita dan Weda di seluruh dunia mencapai jutaan orang. Sampai saat ini, di Amerika banyak Pura sebagai tempat ibadah, bahkan ada Golden Temple di California yang cukup terkenal. Ajaran Prabhupada kemudian menyebar dari Amerika ke seluruh dunia, termasuk ajaran Bhagawadgita ke Negara Arab Saudi lewat Bhagawadgita versi bahasa serta tulisan Arab.

“Yang melakukan way of life, hidup menurut ajaran Bhagawad Gita-Weda, hidup dari tradisi Sampradaya atau ISKCON di luar India mungkin sudah ada 12 Jutaan, atau di India ada Waisnawa itu sekitar 67,5% di India. Dan intinya saya bangga menjadi orang Hindu,” Pungkasnya. (kbh1)

Related Posts