November 25, 2024
Opini

Mengalunnya Bahasa Kiasan: Kecintaan John Mayer pada Puitisasi dalam Liriknya

Oleh: JENI ARNONCE DAPA

Dunia musik kembali dihadirkan dengan sebuah karya luar biasa yang tak hanya memikat telinga, tetapi juga merangsang imajinasi. John Mayer, nama yang tak asing lagi di dunia musik, telah berhasil menggabungkan bakat musikalnya dengan kedalaman bahasa kiasan dalam liriknya.

Dalam perjalanannya yang panjang dalam dunia musik, John Mayer telah membuktikan diri sebagai seorang penyanyi-penulis lagu yang tak hanya mahir dalam menciptakan melodi yang memesona, tetapi juga dalam menyampaikan pesan-pesan emosional dengan cara yang puitis. Lagu-lagu seperti “Your Body Is a Wonderland” dan “Gravity” telah menggambarkan cintanya pada bahasa kiasan, dengan penggunaan metafora yang mengundang para pendengar untuk merenung lebih dalam.

Berikut beberapa makna kiasan dari lirik lagu John Mayer dijelaskan secara rinci pada pembahasan berikut ini:1.) One mile to every inch of Your skin like porcelain (Your Body is a Wonderland). Pada lirik ini, terlihat bahwa kalimat tersebut menggunakan majas simile karena menjelaskan perbandingan dua buah benda. Hal ini dihubungkan dengan kata ‘like’. Dua objek yang dibandingkan adalah kulit dan porselen. Menurut Hornby, porselen adalah bahan keras, putih, dan mengkilap yang dibuat dari tanah liat. Dan kulit adalah bagian dari manusia yang menutupi tubuh. Dalam konteks ini, pembicara ingin mengatakan bahwa kulit gadis itu putih dan mengkilap seperti porselen. 2.) Fathers, be good to your daughters Daughters will love like you do (Daughter), lirik di atas juga merupakan majas simile karena membandingkan dua objek. Dua objek yang dibandingkan adalah apa yang akan dilakukan oleh ayah dan anak perempuannya. Dalam konteks ini, arti harfiahnya adalah ketika kamu mencintai dan memperlakukan keluargamu dengan sangat baik, mereka akan melakukan hal yang sama kepadamu. 3.) I’m such a bore, I’m such a bummer (Carry Me Away).

Baca Juga :  Eksploitasi

Lirik di atas dikategorikan sebagai majas metafora karena merupakan pernyataan bahwa suatu hal adalah sesuatu yang lain, yang secara harfiah, sebenarnya tidak. Bore berarti membosankan, terutama karena terlalu banyak bicara, dan bummer adalah keadaan yang mengecewakan atau tidak menyenangkan. Makna sesungguhnya dari kalimat tersebut adalah penulis merasa bahwa hidupnya begitu membosankan karena hanya melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang. 4.) Where the sun hits my face all different (Carry Me Away). Lirik di atas dikategorikan sebagai majas personifikasi karena menciptakan perumpamaan objek dengan sifat menyerupai manusia.. Kata ‘hits berarti memukul. Dalam konteks ini, kata ‘sun‘ dipersonifikasikan karena ‘sun‘ tidak dapat memukul seseorang. Apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis adalah ketika pembicara keluar atau pergi ke tempat baru, maka penulis akan menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya. 5.) And if you want love We’ll make it Swim in a deep sea of blankets (Your Body is Wonderland). Lirik ini dikategorikan sebagai majas eufemisme karena ada penggantian satu kata dengan kata lain untuk menghindari ungkapan yang menyinggung, atau ungkapan yang tidak dapat diterima secara sosial, atau ungkapan yang tidak menyenangkan. Frasa “swim in a deep sea of blankets” merupakan pengganti dari kalimat yang menggambarkan kondisi saat berhubungan seks. 6.) Cause I’d die if I saw you I’d die if I didn’t saw you (In Your Atmosphere). Pada lirik ini dikategorikan sebagai majas paradoks karena merupakan pernyataan yang pada awalnya terlihat kontradiktif, namun setelah dipikir-pikir masuk akal. Kalimat ini bersifat paradoks karena kalimat ‘die if I saw you’ (mati jika aku melihatmu) merupakan kontradiksi dari kalimat ‘die if I didn’t see you’ (mati jika aku tidak melihatmu). Dalam konteks ini, pembicara menunjukkan bahwa dia ingin bertemu dengan mantan pacarnya tapi disisi lain dia ingin menghindarinya. Dengan karya-karyanya yang terus berlanjut, John Mayer telah membuktikan bahwa bahasa kiasan adalah senjata ampuh dalam menyampaikan perasaan dan pikiran yang rumit. Ia telah mengajarkan kepada para penggemarnya bahwa musik tak hanya tentang melodi, tetapi juga tentang cerita yang diceritakan melalui lirik. Seiring dengan perjalanan karirnya yang gemilang, kita pun dapat mengharapkan lebih banyak lagi penggunaan bahasa kiasan (majas) yang menggugah dalam karya-karya mendatang dari John Mayer.(r)

Related Posts