July 8, 2025
Ekonomi Politik

Hadiri Pembukaan Sekolah Lapang Iklim Operasional di Subak Tibu Beleng Mendoyo, Gus Adhi : Jaga Alam Untuk Antisipasi Perubahan Iklim

Jembrana – kabarbalihits

Saat ini iklim selalu tidak menentu, akibatnya petani sawah sering dihadapkan dengan problema, utamanya disebabkan oleh faktor iklim. Untuk mengantisipasinya pemerintah melalui BMKG melakukan terobosan dan langkah – langkah konkret untuk membantu para petani sawah dalam produksi pangan khususnya pada jadwal menanam padi maupun tanaman pangan lainnya. Oleh karena itu, guna meningkatkan produktivitas dan produksi sawah, Selasa (23/3), pemerintah melalui BMKG menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional di Balai Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Mendoyo –Jembrana.

Kegiatan ditandai dengan pemotongan pita oleh Kepala Balai BMKG Wilayah II Bali Agus Wahyu Raharjo bersama Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, Kepala BPPT Bali I Made Rai Yasa, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama serta Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Aminudin Al Roniri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, Sekolah Lapang Iklim Operasional ini sangat strategis untuk pembelajaran kepada petani untuk mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi saat ini.

“Dengan diselenggarakannya SLI ini dampak perubahan iklim tersebut dapat diantisipasi oleh mereka para petani, salah satu contoh ketika iklim kering, petani bisa tahu varietas apa yang ditanam pada iklim tersebut. Kedepannya tentu pola – pola tanam itu akan berubah seiring kondisi iklim di Jembrana. Tentu akan berubah mengikuti secara ilmiah dari ramalan BMKG,” kata Sutama.

Kepada para peserta, Sutama berpesan agar bisa mengikuti kegiatan ini dengan sungguh – sungguh dan sebaik – baiknya sehingga dapat memberikan manfaat secara optimal. “Semoga dengan SLI Operasional ini petani nantinya memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang iklim sehingga nantinya bisa meningkatkan produksi dan produktivitas sawah dalam rangka mewujudkan ketersediaan dan ketahanan pangan khususnya di Jembrana,” kata Sutama.

Kepala Balai BMKG Wilayah III Bali Agus Wahyu Raharjo menyampaikan, kegiatan sekolah lapangan iklim yang diselenggarakan BMKG ini diharapkan bisa menjadi bagian dari edukasi untuk petani. Ia menyebut sejak dahulu masyarakat Bali telah memiliki pengetahuan dalam menentukan musim tanam yang umum disebut “padewasan”, namun akibat perubahan iklim global, perhitungan musim/iklim yang yang digunakan tersebut kerap kali mengalami pergeseran.

“Perubahan iklim yang terjadi saat ini menyebabkan pola tanam jadi berubah. Oleh karena itu kehadiran BMKG kesini guna mengedukasi masyarakat khususnya petani untuk bisa memperhatikan informasi klimatologi iklim yang diberikan oleh BMKG untuk meningkatkan hasil panen agar hasilnya bisa mencapai maksimal,” ujarnya.

Sementara Anggota Komisi IV DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) menyatakan dengan kehadiran BMKG pihaknya berahrap dapat mempertebal rasa cintanya masyarakat kepada alam. “Salah satunya di Pertanian ini dan di Kabupaten Jembrana ini bagaimana kita menjaga hutan-hutan kita, karena ini juga akan berdampak pada perubahan iklim,”tuturnya.

Dan yang terpenting dalam aktivitas Pertanian kata Amatra, jangan sampai akibat ulah manusia menjadikan bumi menjadi rumah Kaca. “Saya yakin BMKG telah memiliki teori -teori yang lengkap dan khusus untuk kemajuan di sektor pertanian,”ungkapnya.

Baca Juga :  Siapkan Paspor dan Buru Tiket Murah ke Thailand di tiket.com Sekarang!

Amatra pun menyayangkan Provinsi Bali yang hanya mendapatkan satu tempat untuk Sekolah Lapang Iklim padahal hal ini penting sekali dan bermanfaat untuk sektor pertanian.

“Padahal ada 46 pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim Operasional di seluruh Indonesia. Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kehadirsn BMKG dalam membina petani,”pungkasnya. 

Terkait pelaksanaan kegiatan, Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Aminudin Al Roniri mengatakan, peserta sekolah lapangan iklim tahun 2021 diikuti sebanyak 30 orang, terdiri dari 24 orang petani dari subak Tibubeleng dan 6 orang PPL/POPT dari BPP kecamatan Mendoyo. Sementara untuk waktu pelaksanaannya akan berlangsung dari bulan Maret hingga bulan Juli 2021. (kbh6)

Related Posts