November 25, 2024
Nasional

Berlinang Air Mata, Keluarga Pramugari Sriwijaya Air Mia Zet Wadu Gelar Ibadah Penguatan

Denpasar – kabarbalihits

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Boeing 737-500 menjadi duka mendalam khususnya bagi Indonesia di awal tahun ini.

Terlebih salah satu Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 bernama Mia Trestyani Wadu, membuat kedua orang tuanya terpukul mengetahui informasi bahwa anaknya menjadi awak kabin pesawat yang jatuh di perairan kepulauan seribu tersebut.

Ditemui Minggu sore (10/1) dikediamannya yang beralamat di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga No.6 Denpasar, Bali, terlihat keluarga dan beberapa sahabat Mia Tersetyani Wadu berkumpul melakukan ibadah doa penguatan bagi Mia. Derai air mata pun tidak terbendung, dari kedua orang tua Mia maupun dari sahabatnya.

Sebelum doa dipanjatkan, Ayah Mia, Zet Wadu bersama istri Ni Luh Sudarni berharap proses evakuasi dapat berlangsung lancar dan keluarga diberikan kepastian informasi terhadap musibah yang terjadi.

“Saya ingin ada muzizat untuk dia dan tim sar cepat menyelesaikan hal ini, biat tidak berlarut-larut. Apapun kalau kehendak Tuhan ikhlas terima” Ucap Ni Luh Sudarni (61).

“Saya terima apapun, yang penting cepat ketemu. Dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa lagi saya jemput pasti. Sudah jadi kenyataan hidup” Ujar Zet Wadu (63)

Luh Sudarni juga mengatakan, pihaknya sudah dihubungi dua kali dari maskapai Sriwijaya.

“Sudah dihubungi dua kali, kakaknya itu dihubungi. Ya kalo bisa ambil sampelnya (tes DNA) disini” Kata Ibu Mia.

Ditambahkan, selain mencari informasi sendiri ke maskapai Sriwijaya, pihak keluarga juga mengikuti perkembangan informasi mengenai putrinya melalui televisi.

“Kita ikuti perkembangannya di TV, ini satu-saunya kita bisa lihat, mau komunikasi juga susah” Imbuh Ayah Mia.

Sementara kakak Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu menyampaikan kepribadian sosok dari adiknya yang aktif dalam berorganisasi.

“Banyak komunitasnya, kemarin juga yang datang itu waktu pertama pesawat lost contact yang datang itu dari teman-teman pramugari. Kebanyakan anak-anak pramugari itu yang nolong memfasilitasi sama kasi segala sesuatunya ke Mia” Ucap Ardi.

Ardi mengaku bertemu terakhir dengan Mia pada bulan September 2020, dengan status stand by di masa pandemi.

“Dia pilih pulang daripada disana, itu paling lama dia dirumah 10 hari biasanya cuma 3 hari” Ujarnya.

Ia berharap, dalam penanganan evakuasi agar mia cepat ditemukan.

“Kami semua keluarga korban menginginkan yang terbaik” Tegasnya.

Ardi mengaku akan berangkat sendiri ke Jakarta, yang difasilitasi oleh pihak maskapai.

“Jadi tinggal bawa data-data yang diperlukan. Ibu bapak kondisinya tidak memungkinkan jadi saya aja yang berangkat ke Jakarta” Jelasnya.

Pemimpin Ibadah doa penguatan, Pendeta Gereja GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) Yvonne L. Makatita menyampaikan rasa duka dan empatinya terhadap keluarga besar penumpang Sriwijaya.

“Terutama kepada keluarga anak kami Mia, keluarga Zet Wadu. Kami semua dalam empati memberikan dukungan kekuatan bagi keluarga dalam peristiwa yang menyedihkan“ Ucapnya. Diharapkan keluarga Mia menerima kenyataan yang pahit ini.

Baca Juga :  Di Penghujung Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Menteri AHY Kembali Gebuk Mafia Tanah di Jawa Barat

“Boleh menerima kenyataan yang sepahit apapun bersama dengan Tuhan, karena siapakah kami ini tidak lebih daripada debu, bersama dengan Mia dan siapapun, pada waktunya Tuhan akan merancang yang terbaik” Imbuhnya.

Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air dengan Nomor penerbangan SJY 182, rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di perairan Seribu sekitar pukul 14.40 Wib Sabtu lalu. Pesawat tersebut mengangkut 62 orang penumpang, terdiri dari 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 Bayi, dan 12 Awak Kabin. (kbh1)

Related Posts