Golkar Bali Gelar Pelatihan Petani Milenial,Komit Jadikan Pertanian Sektor Pilihan Atasi Persolan
Denpasar-Kabarbalihits
DPD Partai Golkar Provinsi Bali menggelar Pelatihan Petani Milenial, Senin (16/11), yang dibuka Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Dr. Made Dauh Wijana mewakili Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Dr. Nyoman Sugawa Korry.
Pelatihan yang dilaksanakan secara offline dan online via Zoom Meeting ini merupakan komitmen karya dan kekaryaan Partai Golkar untuk senantiasa mengabdikan diri kepada masyarakat dalam segala situasi yang ada.
Menghadirkan tujuh orang pembicara kompeten, pelatihan ini dimaksudkan sebagai salah satu kontribusi atau sumbangsih Partai Golkar kepada masyarakat Bali ditengah Pandemi dalam kontek menawarkan solusi untuk meringankan beban dalam menghadapi dampak Pandemi Covid-19.
Adapun Pembicara pada Pelatihan Petani Milenial DPD Partai Golkar Bali, yakni Anak Agung Wedha Tama (Bali Organik Subak), Nengah Sumerta (Buleleng Agro), Gede Suparman (Bali Organik Kultur Mutu Manikam), Wayan Winaya (UD Hambli Gataya), Gus Dwi Darmadi (Bio Teknesia), Edi Juliana (Amertha Giri Lesung) serta Ida Bagus Arsana (Bali Sri Organik).
Pelatihan dipandu Dr. Komang Suarsana sekaligus Ketua Pelaksana Pelatihan Petani Milenial DPD Partai Golkar Provinsi Bali.
Ketua Pelatihan Petani Milenial DPD Partai Golkar Bali, Dr. Komang Suarsana mengatakan, seperti diketahui sektor pertanian pada satu sisi menjadi andalan sebagian masyarakat bali dan disisi lain juga merupakan alternatif akibat dampak Pandemi Covid-19.
“Karena masyarakat Bali selama ini lebih banyak Dininabobokan atas perkembangan di sektor primer yaitu pariwisata,” ujarnya.
Terkait hal tersebut lanjut Komang Suarsana, Golkar Bali memberikan perhatian secara khusus untuk mendidik dan melatih kaum muda atau Milenial sebagai Petani baik yang sudah menekuni pertanian itu maupun yang memiliki minat dan komitmen untuk terjun ke sektor pertanian.
“Selama ini sektor pertanian masih terstigma bahwa pertanian itu didominasi generasi tua, miskin, kurus, sakit-sakitan,” beber Komang Suarsana sembari menyebut stigma itu tentu menjadi komitmen Partai Golkar Bali untuk bisa dirubah, bahwasannya petani itu sesungguhya adalah sektor yang memberi harapan dan terbukti lebih tahan dari segala guncangan akibat dampak apapun termasuk penyakit dan bencana.
Pelatihan Petani Milenial ini diikuti para peserta dengan hadir langsung di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali di Jalan Surapati Denpasar dan juga secara online atau Virtual.
Dengan pembicara yang merupakan para pelaku yang bergelut secara penuh dalam sektor pertanian, Komang Suarsana berharap para pembicara dapat berbagi pengalaman dan ilmu sehingga dapat membekali atau bahan awal kepada para peserta pelatihan.
“Agar para peserta Pelatihan Petani Milenial lebih tertarik dan berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai pilihan, sehingga dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan dalam keluarga maupun komunitasnya,” katanya.
Tahapan selanjutnya dari peserta yang terseleksi nantinya akan mengikuti pelatihan On Farm atau dilapangan yang menjadi lokasi lokasi para pembicara atau instruktur menggeluti pertanian.
“Sehingga menjadi lengkap yang diperoleh para peserta, ilmu dikelas dengan ditindaklanjuti diruang lingkup masing-masing peserta,” imbuhnya.
Komang Suarsana juga mengapresiasi para peserta yang secara tekun dan sungguh sungguh mengikuti pelatihan Petani Milenial.
“Tentu ketika mereka sudah jadi dan fokus memastikan terlahir sebagai petani Milenial, DPD Partai Golkar Bali telah berkomitmen untuk selalu memberikan pendapingan dan memfasilitasi pengembangan usaha dalam mengakses permodalan dan pemasaran,” ungkap Komang Kos sapaan akrab Komang Suarsana.
Hal senada ditegaskan Sekretaris DPD Golkar Provinsi Bali, Dr. Made Dauh Wijana yang menyatakan keyakinannya melalui penerapan inovasi di sektor pertanian yang diperoleh para peserta dalam pelatihan akan menjadikan para petani mampu bangkit meski ditengah Pandemi Covid-19.
“Lebih-lebih jika Pandemi ini berakhir, tentu secara tidak langsung menepis stigma bahwa menjadi petani itu tidak lagi kotor atau sakit-sakitan,” tegas Dauh Wijana. (kbh6)