Menakjubkan, Ribuan Kelelawar Penghisap Darah Nyaman di Goa Pantai Kelating
Tabanan – kabarbalihits
Meski namanya tidak populer seperti Pantai Kuta ataupun Sanur, Pantai Kelating punya cerita menarik untuk dikunjungi. Sebuah Goa di Pantai Kelating yang berlokasi di Banjar Dukuh, Desa adat Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan dihuni ribuan Kelelawar berekor.
Menurut Tokoh Desa Setempat menyebutkan, Peneliti pernah melakukan pendalaman, menyatakan Hewan yang aktif pada malam hari itu adalah Kelelawar Vampir Penghisap Darah.
Bendesa adat Kelating, I Dewa Made Maharjana menceritakan keberadaan Kelelawar Vampir tersebut, sangat berkaitan dengan sejarah desa setempat.
“Kelelawar ada ekornya, erat kaitannya dengan sejarah desa adat kelating. Sebelum itu, sudah jalan lama sekali ada wabah di desa adat kelating. Yang mana banyak warga kami meninggal, dalam perjalanan itu ada seorang Maharsi Agung yang datang dari jatiluwih, beliau memaparkan ada sesuatu ke-khusus-an di desa klating, yang mana Pura Desa dan Pura Dalem ada di Enjung Karang agung daratan yang menjorok yang dibawahnya ada kelelawar berekor” Jelasnya
Disampaikan juga, kelelawar berekor tersebut pernah didatangi oleh peneliti, menyatakan bahwa hewan nokturnal tersebut mirip dengan yang ada di Afrika, di kategorikan kelelawar Vampir. Juga pernah terjadi musibah puluhan sapi milik peternak, mati secara tiba tiba. Hingga timbul rasa penasaran dan mencari tahu penyebabnya.
“Pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, keluarga kami memiliki sapi yang mati tiba tiba, namun dilihat sapi itu banyak bercak darah. Sehingga beberapa warga ikut mengintai apa penyebab dari kematian sapi itu. Setelah dilihat ada ribuan kelelawar yang menggigit sapi itu. Karena malam, warga tidak mengetahui darimana Sumber kelelawar itu” Bebernya.
Diceritakan kembali pada waktu itu, peternak mengumpulkan sapi sapi yang berdekatan dengan pantai dan tubuh sapi disemprot disinfektan. Pada malam hari warga kembali mengintai, dan mendapatkan ribuan kelelawar telah menghisap darah sapi sapi tersebut.
“Keesokan harinya, warga ada yang curiga bahwa kelelawar itu ada disini (goa pantai kelating) bukan berasal dari tempat jauh. warga langsung menuju goa, banyaklah kelawar mati. Bukan puluhan tapi ratusan” Ungkapnya.
Hingga kini dengan keberadaan Kelelawar tersebut, warga tidak merasa terganggu. Setelah Desa adat kelating melaksanakan Upacara khusus yang dilakukan secara turun menurun tiap tahunnya.
“Ketika sebelum hari raya nyepi, di pengrupukan dilakukan Upacara. Kalau disini kita bilang upacara mecaru menggunakan sapi, Itu dilakukan rutin setiap tahun an kami tidak berani memutus. Menurut cerita leluhur kami dahulu pernah tidak melakukan upacara sekali. Warga mendadak sakit dan ada yang mati seperti gerubug, setelah ditelusuri penyebabnya karena tidak melakukan upacara itu. Setelah ditanyakan pada orang pintar, bahwa upacara wajib dikembalikan. Astungkara setelah dikembalikan, kami semua selamat dan kelelawar itu tidak ‘ngerebeda’ “Katanya.
Keberadaan goa yang tidak terlalu luas, belakangan ini menjadi Obyek Wisata di kawasan Desa Kelating. Dari pantuan Tim KBH, terdapat sebuah Patung Macan di dalam goa dan tempat sarana menghaturkan sesajen. Terkait dari tubuh kelelawar tersebut memang lebih kecil, daripada tubuh kelelawar pada umumnya yang memiliki warna hitam kecoklatan. Juga memiliki Ekor dengan panjang sekitar 2 sampai 3 centimeter dan berwarna hitam. Untuk menuju goa, pengunjung umum tidak bisa melawati jalan khusus melainkan harus melewati pesisir pantai. (kbh1)