
Parum Agung Desa Adat Tanjung Benoa, Bandesa Made Wijaya Ajak Krama Maksimalkan Potensi Wisata Bahari
Badung – kabarbalihits
Berbagai langkah maju serta inovasi untuk menjaga dan memaksimalkan potensi wisata mulai dilakukan Desa Adat Tanjung Benoa. Dibawah kepemimpinan Jro Bandesa Made Wijaya, desa adat yang dikenal dengan kawasan wisata bahari yang telah mendunia tersebut kembali melakukan berbagai penataan mewujudkan kelestarian dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Hal tersebut terungkap saat Paruman Agung Desa Adat Tanjung Benoa, Rabu (28/2/2024).
Parum Agung Desa Adat Tanjung Benoa yang dilaksanakan di Area Parkir di Area Parkir Tenten Mart desa adat tersebut, diikuti krama dari 4 banjar di Desa Adat Tanjing Benoa, yakni Banjar Anyar, Banjar Kerha Pascima, Banjar Tengah serta Banjar Purwa Santhi.
Mengawali sambutannya dalam parum agung, Made Wijaya menyatakan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan krama agung Desa Adat Tanjung Benoa sehingga dirinya bisa kembali ngaturang ayah sebagai bandesa untuk periode ke -4 dan telah dikukuhkan Majelis Desa Adat Kabupaten Badung pada 22 Februari 2024 lalu.
Dihadapan krama, Made Wijaya kembali mengatakan pada periode ke-4 selaku Bandesa, pihaknya akan fokus melaksanakan program kerja khususnya di bidang Palemahan yakni menjaga dan menggali dan memaksimalkan potensi wisata yang dimiliki Desa Adat Tanjung Benoa melalui penataan yang akan segera dilakukan.
Penataan tersebut diantaranya akan dilakukan di pantai timur dengan pembangunan jalan setapak melalui pavingisasi. Jalan ini juga menjadi kebutuhan masyarakat selama ini, sebagai akses menuju ke kuburan Desa Adat Tanjung Benoa dan nantinya dapat digunakan sebagai joging track. Tak hanya itu menjaga keasrian dan keindahan pantai timur akan dilengkapi tamanisasi berbagai jenis bunga.
“Penataan yang kami akan lakukan dengan menerapakan konsep parwisata budaya berbasis wisata bahari di Tanjung Benoa. Krama agung Desa Adat Tanjung Benoa agar ikut menjaga potensi-potensi yang ada agar bisa dikembangkan untuk menjaga dan merwat adat budaya dan tradisi yang ada termasuk berbagai pembiayaan di Kahyangan Tiga yakni Periangan, Palemahan dan Pawongan,”ungkapnya.
Pak Yonda begitu sapaan populer Jro Bandesa Made Wijaya juga menegaskan, pihaknya bersama prajuru akan fokus dan konsentrasi penuh dalam menjaga kawasan wisata bahari salah satunya memaksimalkan potensi -potensi desa adat pada perusahaan -perusahaan di tanah yang dimiliki desa adat.
“Ini hal utama yang akan menjadi perhatian kami bersama prajuru serta Krama Agung Desa Adat Tanjung Benoa,”paparnya.
Dikatakan Made Wijaya, dalam parum agung tersebut Krama Desa Adat Tanjung Benoa juga menyetujui untuk melakukan revisi awig yakni jabatan Bandesa yang sebelumnya 3 tahun menjadi 5 tahun.
“Hal ini kami lakukan untuk generasi mendatang di Tanjung Benoa. Dengan demikian siapapun kedepan menjadi Bandesa di Tanjung Benoa bisa melaksanakan program jangka pendek, menangah dan jangka panjang dengan masa jabatan 5 tahun seperti umumnya di desa adat yang lain,”bebernya.
Sebagai wujud apresiasi dan motivasi, dalam kesempatan tersebut juga Bandesa Made Wijaya juga menyerahkan penghargaan kepada perusahaan yang telah berkontribusi dengan memberikan pemasukan besar kepada Desa Adat Tanjung Benoa. Para pengusaha dari perusahaan tersebut ini umumnya adalah krama setempat yang berusaha diatas laba atau lahan desa adat. Adapun perusahaan tersebut yakni Soka Water Sport, Batara Water Sport dan Pandan Sari Water Sport.
“Kami ada 12 perusahaan yang bekerjasama dengan Desa Adat Tanjung Benoa. 3 perusahaan ini telah berkontribusi besar memberi pemasukan kepada desa adat. “Pengahargaan yang kami berikan semoga dapat memotivasi perusahaan lainnya untuk meningkatkan kontribusinya ke desa adat,”harapnya.
Sementara, peserta Parum Agung Desa Adat Tanjung Benoa mendapatkan uang kehadiran masing -masing Rp 150 ribu. Selain itu kepada kepada Banjar dengan kehadiran krama paling banyak dalam parum agung tersebut juga mendapatkan dana motivasi jutaan rupiah.
Sebagai informasi Jro Bandesa Made Wijaya dengan tangan dinginnya telah sukses melaksanakan berbagai program menyentuh dan meringankan beban krama. Diantaranya, pembagian daging ayam dan daging babi di Hari Raya Galungan dan Hari Raya Nyepi.
Selain itu, santunan kelayu sekar kepada krama sebesar Rp 15 juta dan pemberian santunan kematian berupa uang tunai Rp 20 juta kepada para pemangku Nirarta yakni perkumpulan Pemangku dadia dan Pemangku banjar yang ada di Desa Adat Tanjung Benoa. Sedangkan Pemangku Kahyangan Tiga (Pemangku Pinandita) mendapatkan bantuan Upakara Apranawa Bhuana Kosa senilai Rp 50 juta. (kbh6)