December 7, 2024
Daerah Lifestyle

Manfaatkan Lahan Nganggur Jadikan Wisata Petik Anggur

Denpasar-kabarbalihits

Buah anggur salah satu buah yang digemari semua kalangan, yang biasa ditemukan di pasar tradisional maupun pasar modern. Untuk mencicipi anggur langsung dari tanamannya, para petani membuka lahannya dijadikan tempat wisata petik anggur yang telah berkembang di wilayah Buleleng dan kini telah merambah ke tengah kota Denpasar.

Wisata petik anggur ini bisa ditemukan di Bali Mesari Farm, jalan Hangtuah, Gang Cempaka II Nomor 9, Denpasar dengan ditanam lebih dari 10 jenis anggur impor.

Pemilik Bali Mesari Farm, I Made Suyasa menyampaikan, berdirinya wisata petik anggur ini berawal dari hobinya yang suka berkebun, dimana memanfaatkan lahan milik orang tuanya yang nganggur seluas 40 are dan dikelola bersama dua temannya sejak 2020.

“Awalnya sebagai hobi untuk belajar budidaya anggur impor, kita punya teman-teman yang sudah pengalaman di bidang anggur jadi dibantu untuk pengolahan lahan, pembibitan, penanganan hama, sampai berbuah dengan bagus,” ucap I Made Suyasa saat ditemui di kebunnya (16/10/2022).

Suyasa mengaku sejak dua tahun berdiri, beberapa kali telah berbuah dengan hasil yang memuaskan. Jenis anggur impor yang ditanam di kebunnya diantaranya, anggur merah ninel, anggur hijau dikson, transfigurasi, gospi, hilaria, jupiter dan jenis anggur impor lainnya.

“Dari sekian anggur itu, kita sudah meneliti anggur yang paling cocok dikembangkan termasuk yang mampu berbuah bagus dan dijual dengan bagus yaitu transfigurasi, ninel, gospi, dan jupiter,” katanya.

Ia lebih memilih anggur impor karena dipandang sebelumnya jarang ada di Bali. Menurutnya anggur impor jenis alfonso yang ada di Buleleng memiliki rasa yang berbeda dan biaya produksinya juga tinggi.

“Kalau di Kota Denpasar sebenarnya bukan saya aja, banyak orang yang sudah mengembangkan. Tapi skala kebun mungkin disini, yang lain mungkin skala hobi,” jelasnya.

Kemudian, terkhusus pada wisata petik anggur ini telah dirancang setahun lalu. Tidak hanya warga lokal, beberapa pejabat dan wisatawan mancanegara juga pernah berkunjung ke kebun miliknya.

Untuk masyarakat umum yang ingin berkunjung ke Bali Mesari Farm saat ini tidak dikenakan tiket masuk, dengan alasan masih tahap perkenalan sembari memberikan edukasi. Namun, saat pengunjung ingin membeli anggur dikebunnya akan dihargai Rp 80 ribu per Kg untuk jenis anggur transfigurasi.

“Lebih ke edukasi sama-sama belajar, kalau ada mahasiswa yang kesini kita kasi,” ujarnya.

Kendala yang ditemui pada penanaman anggur diakui pada pengairan yang mengakibatkan kebusukan pada buah anggur. Sehingga ia merancang sistem pengairan yang baik, dimana saat air dengan volume tinggi tidak tergenang di area kebun.

“Dan saat air surut kita masih punya cadangan air untuk pengairan. Disini curah hujan cukup tinggi, jadi anggur itu tidak boleh terlalu kena air hujan yang banyak, karena akan banyak penyakit yang ditimbulkan seperti jamur jadi buahnya bisa busuk,” terangnya.

Lainnya, terkendala pada buah anggur yang matang di pohon diserbu kawanan burung membuat buah anggur lainnya menjadi rusak.

Baca Juga :  Putu Parwata Harapkan Generasi Muda Hindu Tidak Menjadi Katak Dibawah Tempurung 

Suyasa yang bekerja sebagai staf di bagian Perencanaan FMIPA Unud ini, juga memanfaatkan lahannya untuk ditanami berbagai jenis pohon pisang.

“Tujuannya bukan gimana, kita manfaatkan untuk diri sendiri dulu. Ada buahnya kita pakai untuk upacara, konsep anggur juga sama, anggurnya kita pakai untuk diri sendiri dulu. Kalau ada kelebihan buah baru kita pasarkan keluar,” imbuhnya. (kbh1)

Related Posts