Kulkul Bergerak Dipastikan Bukan Karena Hembusan Angin, Banjar Merta Rauh Akan Gelar Upacara Guru Piduka
Denpasar-kabarbalihits
Fenomena Kulkul bergoyang di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar, sempat membuat heboh media sosial pada Sabtu (2/10) lalu. Kulkul yang bergerak dari pukul 16.00 Wita sampai pukul 19.20 Wita tersebut dipastikan bukan karena hembusan angin kencang.
Anak Agung Ngurah Wijaya, Kelian Adat Banjar Merta Rauh yang berada di lokasi pada peristiwa tersebut membenarkan adanya peristiwa Kulkuk Banjar Merta Rauh bergerak. Dikatakan, pada peristiwa tersebut ada kegiatan renovasi di banjar setempat. Anak Agung Ngurah Wijaya bersama perangkat Banjar lainnya telah melihat keberadaan kedua Kulkul bergerak mulai pukul 16.00 Wita.
“Jam 4 sore bergerak, tiyang tinggalkan melayat. Setelah melayat tiyang balik sampai jam 6 sore, untuk melihat pemasangan tetaring di banjar ternyata kulkul itu dua-duanya bergerak. Kemudian saya panggil teman-teman, ada warga, sekretaris, melihat juga dua kulkul bergerak,” Ungkap Kelian Adat Banjar Merta Rauh, (4/10).
Dilanjutkan, setelah divideokan oleh pengunggah di medsos bernama Degus, ternyata hanya satu kulkul yang bergerak. Agung Wijaya menilai sebagai kepercayaan warga Hindu Bali, kemungkinan kejadian tersebut adalah pewisik (bisikan religius) yang berkaitan dengan leteh (kondisi tercemar skala niskala) di wilayah setempat.
“Biasanya kalau mengadakan Upacara Pengabenan, istilahnya leteh, sebel, di Bali itu apapun yang namanya sawo (jenazah) di lingkungan dan wewidangan banjar kita itu masih jenazahnya disana termasuk leteh. Otomatos setelah mengadakan upacara minimal adakan pembersihan Prayascita dan mengaturkan pakeling di Parahyangan Banjar. Apapun yang dipakai alat yang dipinjam dari banjar itu, anggap itu masih cemer (kotor), sebelum dikembalikan harus dibersihkan dulu,” Terangnya.
Warga yang melihat langsung pada kejadian tersebut dibuat merinding, karena dilihat tidak ada seseorang yang menggerakkan kulkul tersebut. Sehingga Pemangku Banjar setempat mengahaturkan canang sebagai wujud permohonan maaf jika terjadi kesalahan.
“Banyak yang merinding, akhirnya kita mengaturkan canang. Tidak ada orang didalam, bale kulkul itu lantai 4 dan naikknya pakai tangga, bergerak sendiri dia,” Jelasnya.
Dipastikan kulkul bergerak dengan durasi yang lama, bukan karena hembusan angin dimana pada waktu itu saat kondisi cuaca mendung.
“Kalau dibilang angin, untuk memastikan saya sampai megang pohon ada gempa apa tidak, ternyata tidak ada,” Ujarnya.
Hari ini Senin malam (4/10) pihaknya akan melaksanakan forum sesama prajuru banjar setempat, dalam hal menindak lanjuti peristiwa tersebut.
“Akan nunas minta petunjuk kepada yang kita sucikan Pedanda, agar kejadian ini terang benderang,” Katanya.
Nantinya juga akan digelar upacara Prayascita ritual pembersihan, bertepatan pada Rahina Tilem yang jatuh pada tanggal 6 Oktober 2021, dan tanggal 16 Oktober 2021 pada piodalan Banjar setempat pihaknya akan menghaturkan caru dan upakara Guru Piduka.
“Mungkin kita juga tidak tahu namanya manusia, mungkin kesalahan dimana tidak tahu. Kesalahan atau peringatan, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa,” Harapnya.
Ditambahkan, keberadaan dua Kulkul di Banjar Merta Rauh merupakan simbol kebersamaan Lanang Wadon (Laki Perempuan) yang harus sejalan, dan kejadian tersebut pertama kalinya terjadi. Namun kejadian aneh lainnya juga disebutkan oleh Agung Wijaya, seperti Gong milik banjar berbunyi tanpa ada yang memukul.
“Gong nggak ada yang mukul, bunyi sendiri dia. Pernah saya menjadi ketua Santi, paling datang pertama pulang terakhir. Mendengar orang lari, tengok kebawah tidak ada orang, sepi. Ada orang ribut, ditengok hilang juga. Banyak kejadian,” Imbuhnya. (kbh1)