
Pasarkan Ayam Merah, Kantong Kembali Merekah
Denpasar – kabarbalihits
Banyak cerita yang bisa kita dapatkan dari dampak Covid-19 saat ini, karena semua lini merasakan hal yang sama dan sebagian besar menganggap situasi ini menjadi suatu kemunduran. Apalagi membahas tentang masyarakat di bali, yang secara umum bertumpu pada dunia pariwisata. Tentu saja hal tersebut tidak menjadi suatu alasan untuk diam.
https://youtu.be/cpMc4QChNkw
Seperti yang dirasakan keluarga Jro Made Sumardika. Menurut istri Jro Made, Putu Ida Rahmawati yang dirumahkan sejak bulan maret lalu, bersama suami kini menekuni profesi baru untuk mencoba bangkit pada pandemi ini.
Sebelum pandemi covid-19 dikatakan, suaminya mempunyai usaha design percetakan, dimana akhirnya mengalami penurunan omset, sehingga usahanya ditutup sementara ketika Covid-19 mewabah. Namun seiring waktu ia bersama suaminya berkeinginan untuk berjualan Ayam Merah, yang dinilai dapat mendongkrak kembali perekonomian keluarganya.
“Beralih ke jualan ayam merah, rencananya mau jualan kuliner ayam bakar pedas khas banyuwangi. Cuma kok pikirnya sudah banyak yang jualan kuliner, masakan, sejak pandemi ini. Akhirnya terpikir jualan mentahnya aja” Ungkapnya.
Pada awalnya diakui penjualan ayamnya sangat menjanjikan, dan penjualannya mengalami sedikit penurunan ketika banyak yang ikut berjualan jenis ayam yang sama. Namun momen hari raya menjadi berkah baginya.
“Awal sih rame, bisa 2-3 hari bisa 100 ekor habis. Lama kelamaan kayanya sudah mulai banyak yang ngikutin jualan. terus paling ramenya jadinya momen momen hari raya aja, kaya kemarin idul adha” Katanya.
Dilanjutkan, menjelang Hari Galungan mendatang, permintaan ayam merah mulai bertambah. Dikatakan untuk harga jual saat ini tidak ada perubahan, tetap menjual dengan harga Rp. 50.000 dalam kondisi bersih, dan ayam yang masih hidup dijual Rp. 45.000.
“Kalau ayam merah sekarang harganya normal, standar dari kandang masih standar, paling yang naik itu ayam putih sudah mulai naik” Imbuhnya.
Ditambahkan, sementara ini pemasaran hanya sekitar wilayah denpasar dan badung yang dibantu melalui media sosial. Dengan bisnis barunya ini, dapat membantu perekonomian keluarganya.
“Kita ramenya justru kekuatan media sosial, kita post di facebook, di WA. jadi ramenya dari teman teman yang mulai jualan kuliner. Astungkara, bisalah menambah nambah perekonomian ngikutin bulanan” Katanya.
Ida berharap, usahanya ini tetap berjalan dan menjadi sebagai usaha sampingan ketika kondisi normal kembali. (kbh1)