July 11, 2025
Daerah Ekonomi

Diklat Teknis Keterampilan Kuliner Angkatan VI & VII di Kabupaten Buleleng, Percepat Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Buleleng – kabarbalihits

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali  melalui UPTD Diklat Koperasi UMKM terus melanjutkan Program Diklat Teknis Keterampilan Kuliner yang merupakan bagian dari Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) di Provinsi Bali. Kegiatan tersebut sudah mencapai angkatan ke-VI dan VII yang dilaksanakan di Kabupaten Buleleng.

Diklat Teknis Keterampilan Kuliner Angkatan VI dan VII dilaksanakan pada 14  hingga 16 Oktober 2024 di Hotel Bali Taman, Lovina-Buleleng. Kegiatan ini diikuti 37 peserta masing-masing angkatan, yang berasal dari berbagai wilayah di Buleleng.

Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali, Dr. I Wayan Ekadina, SE., M.Si. mengatakan diklat Teknis Keterampilan Kuliner merupakan bagian dari upaya Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) di Provinsi Bali. Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali mentargetkan 518 orang di seluruh Bali akan tersentuh oleh program yang memberikan skill kuliner ini. Tidak hanya skill di bidang kuliner, peserta diklat sekaligus diberikan bantuan alat masak yang bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha kuliner. Dengan skill dan peralatan yang diperoleh, peserta nantinya diharapkan mampu mengolah potensi lokal di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Kalau kemiskinan ekstrim, kemungkinan dari alatnya kurang, sehingga kita memberikan hal itu semuanya, untuk memberikan kemampuan mengelola potensi lokalnya di masing-masing desa. Untuk menjadikan, diolah menjadi produk yang bisa menjadi barang ekonomis yang bisa dipasarkan kepada masyarakat di sekitarnya,” kata Wayan Ekadina.

Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Ketut Meniarta, S.STP., M.Si. mengatakan Kabupaten Buleleng menjadi salah satu Kabupaten yang diprioritaskan dalam pelaksanaan Diklat Teknis Keterampilan Kuliner karena data angka kemiskinan ekstrem yang lebih banyak dibanding Kabupaten/ Kota lain di Bali. Hal itu karena luas wilayah dan jumlah penduduk Buleleng juga lebih banyak dibandingkan wilayah lain. Melalui pelaksanaan diklat ini, Ketut Meniarta berharap para peserta nantinya mampu menjadi penyedia makanan dan minuman di desa atau wilayah sekitarnya. Karena itu dukungan dari pemerintah desa atau kabupaten/ kota sangat diperlukan dalam upaya memasarkan produk yang mereka hasilkan.

“Kita juga berkolaborasi dengan pemerintah setempat, baik itu pemerintah kabupaten kota, pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa dan kelurahan. Nah khusus untuk di desa, kita harapkan perangkat desa atau pemerintah desa memberikan ruang kepada mereka setelah mereka memiliki keterampilan kuliner, mereka mampu menghasilkan produk-produk kuliner, mereka diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produknya itu, misalnya di pasar desa.  Jika ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan makanan dan minuman, mereka bisa dilibatkan selaku penyedia atau penjual di dalamnya,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng, Drs. Dewa Made Sudiarta, M.Si. mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Bali melalui Diklat Teknis Keterampilan Kuliner. Hal ini sangat sejalan dengan kebijakan Pemkab Buleleng yang juga mempercepat upaya pemberdayaan ekonomi. Pihaknya juga akan terus berupaya memberi dukungan kepada peserta diklat agar mereka bisa menjadi wirausahawan setelah menyelesaikan diklat.

“Kami juga dengan PLUT nanti akan melakukan pengawalan dari peserta yang sedang melakukan pelatihan ini untuk menjadi lebih berkembang lagi. Dari sisi NIB-nya, dari sisi kemasan, dari sisi lain. Astungkara kita bisa tetap bersinergi dan Astungkara  juga Buleleng mendapatkan program-program alokasi yang lebih maksimal untuk kemajuan UMKM kami di Buleleng dan di Provinsi Bali,” ungkapnya.

Wakil Ketua Forum Perbekel Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Dedy Suyasa juga memberikan apresiasi atas terlaksananya Diklat Teknis Keterampilan Kuliner sebagai upaya pengentasan kemiskinan ekstrem. Dirinya berharap Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali tidak hanya berhenti pada diklat ini saja, tapi terus memantau perkembangan peserta setelah selesai diklat. Dengan demikian bisa diketahui permasalahan yang dihadapi, dan memberi solusi untuk mengatasinya.

“Harapan kami mudah-mudahan nanti ke depan dari Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali bisa meninjau. Artinya mengontrol orang-orang atau warga-warga kami yang ikut pelatihan, mungkin 2 bulan sekali atau 4 bulan sekali dikontrol ke lapangan atau ke rumahnya. Apakah yang diberikan saat ini bisa dikembangkan atau bisa berjalan selamanya. Artinya kalau memang tidak bisa berjalan, kendalanya apa, mungkin di dana dan sebagainya. Bisa kami berharap lagi agar diberikan dana bantuan untuk mengembangkan apa yang jadi yang didapatkan di pelatihan ini,” kata Dedy Suyasa.

Diklat Teknis Keterampilan Kuliner Angkatan VI & VII dilaksanakan selama 3 hari, melibatkan narasumber yang tergabung dalam Bali Chef Community. Pada hari pertama, para peserta diberi pengetahuan teori terkait kuliner, diantaranya tentang higienitas dan sanitasi, menghitung harga pokok produk, serta pengemasan produk. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, para peserta mempraktekkan langsung sejumlah resep makanan, seperti bakpao, brownies kukus, sumping kacang, dan pia. Di akhir kegiatan, masing-masing peserta langsung diberikan sejumlah peralatan masak yang bisa digunakan untuk memulai usaha, berupa 1 buah kompor lengkap dengan tabung gas, selang, dan regulator, serta 1 buah panci dandang.

Plt. Kepala UPTD Diklat Koperasi UMKM Provinsi Bali, I Putu Wira Dirgantara, S.STP., MAP. berharap para peserta dapat memanfaatkan skill dan peralatan yang telah diperoleh untuk memulai usaha, dengan konsep ATM, atau Amati, Tiru, dan Modifikasi.  Dengan demikian tujuan kegiatan ini nantinya dapat tercapai, yaitu meningkatnya pendapatan masyarakat.

“Alat-alat itu mereka bisa gunakan untuk praktek di rumah. Sehingga diharapkan mereka dapat meng-ATM istilahnya, yaitu Amati, Tiru, Modifikasi. Mengamati dalam pelatihan, meniru dalam praktek, dan modifikasi dalam pelaksanaannya nanti di rumah dengan menggunakan alat itu. Sehingga tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pendapatan dari masing-masing masyarakat dapat tercapai dengan adanya pelatihan ini,” kata Putu Wira.

Sejumlah peserta diklat mengungkapkan rasa senangnya mengikuti Diklat Teknis Keterampilan Kuliner Angkatan VI & VII. Salah seorang peserta, Putu Ari mengatakan dirinya sebagai masyarakat kecil merasa sangat terbantu karena diberikan keterampilan membuat kue dan peralatan untuk mempraktekkannya. “Kita merasa senang karena saya sebagai masyarakat kecil, orang miskin, dibantu oleh pemerintah, sangat diharapkan seperti itu,” katanya.

Peserta diklat dari Desa Tigawasa, Putu Wilantara mengatakan diklat seperti ini sangat bagus karena dirinya mendapat pengetahuan tentang pembuatan sejumlah produk kuliner. Disamping itu, peralatan yang diberikan juga bisa langsung dipakai untuk praktek membuat produk kuliner di rumah. “Kepada Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali, Kami dari masyarakat miskin ekstrem ini mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas bantuan peralatan kompor dan lain sebagainya, dan juga atas pelatihan pada kesempatan 3 hari ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Penasaran Siapa Undagi Lokal Suksesor Dibalik Megah Bade Takora Kuta Waringin? 

Peserta Diklat, Ketut Sudiarmini juga mengungkapkan terima kasihnya kepada Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali karena telah memberi pelatihan yang sangat dibutuhkannya. Dengan bekal skill dan peralatan yang diberikan, dirinya berharap bisa keluar dari kemiskinan. “Harapan ke depan semoga bisa cepat mengetaskan kemiskinan kami, dari keluarga benar-benar miskin,” katanya. (kbh5)

Related Posts