October 14, 2024
Daerah Seni Budaya

25 Tahun Berlalu, PPSAKK Kembali Laksanakan Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih di Pura Dalem Tugu Gelgel

Klungkung-kabarbalihits

Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh – Kuthawaringin (PPSAKK) menyelenggarakan rangkaian upacara Tawur Balik Sumpah, Melaspas, Mendem Pedagingan lan Karya Pengingkup di Pura Dalem Tugu Gelgel, Klungkung, pada Senin, (Soma, Paing, Langkir, 7/10/2024). 

Rangkaian upacara ini dilangsungkan terkait dengan dilaksanakannya Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mapeselang dan Padudusan Agung di Pura Dalem Tugu pada 15 Oktober 2024 mendatang.

Menurut Ketua Umum PPSAKK Pusat Prof. Dr. I Ketut Mertha, SH, MHum, Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mapeselang dan Padudusan kembali terlaksana setelah 25 tahun lamanya dilakukan rangkaian ritual serupa, tepatnya pada 29 Juni 1999. Sesuai dresta (pedoman adat) yang dijalankan, bahwa Karya sejenis kembali dilaksanakan setelah 25-30 tahun berlalu.

Karya Agung ini juga dilatarbelakangi setelah rampungnya pemugaran beberapa Palinggih, perluasan areal Pura menjadi Tri Mandala, dan dilengkapi dengan Kori Agung, dan pembangunan lainnya, dengan diadakan Upacara Mecaru Amanca, Melaspas lan Ngingkup Pertiwi pada 1 Januari 2018.

“Setelah perluasan area Pura, nampak jajar palinggih dan beberapa bangunan di Utamaning Mandala kurang serasi dengan palemahan yang ada, maka diadakan restorasi, yaitu menyesuaikan kedudukan palinggih dengan pelataran yang luas dengan mengangkat dan menggeser semua bangunan di Utamaning Mandala dengan Upacara Mlaspas, Mcaru Ngresigana dilaksanakan tanggal 22 Desember 2022,” ungkap Ketua Umum PPSAKK.

Karya Agung ini diharapkan dapat mewujudkan ekosistem pewarisan generasi secara berkesinambungan, dengan membentuk organisasi GEMA  (Generasi Milenial) yang diisi oleh para yowana sebagai generasi penerus, dan dilibatkan secara penuh dan aktif dalam kegiatan sejak persiapan Karya.

Juga dapat merajut persaudaraan dengan keluarga pinisepuh pendiri PPSAKK (Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh-Kuthawaringin), sehingga jasa para penglingsirnya tidak terputus, dengan menghadirkan mereka disaat Karya Agung.

“dapat menjalin kekerabatan dengan para pengurus secara lintas soroh agar kita bisa sharing, saling mengisi demi terwujudnya Organisasi pasemetonan yang efektif, efisien dan berdaya guna,” harapnya.

“maka diundang semua Pengurus organisasi pasemetonan yang berasal dari pendamping ’pangabih’ Ki Patih Gajah Mada ke Bali tahun 1343. Para Pengabih terdiri atas tujuh Arya disebut Sapta Arya. Keenam Pengurus organisasi Para Arya itu adalah (1) Arya Dhamar, (2) Arya Sentong, (3) Arya Kenceng, (4) Arya Belog, (5) Arya Kanuruhan Singasardhula dan (6) Arya Panghalasan,” lanjutnya. 

Disebut persiapan Karya Agung ini sudah dimulai sejak tahun 2020 melalui beberapa kali pesamuhan, sosialisasi ke masing-masing dadia di Kabupaten seluruh Bali, dan Nusantara. Sedangkan untuk kenyamanan pemedek, telah diatur oleh para pecalang dan telah dibangun kantong parkir seluas 13,4 are di selatan Pura Dalem Tugu.

Dana yang didapatkan untuk pelaksanaan Upacara ini merupakan urunan sebesar Rp. 200.000 dari anggota PPSAKK, yang berjumlah sekitar 13.000 kepala keluarga. Juga punia terhimpun dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta.

Rangkaian Upacara Tawur Balik Sumpah, Mlaspas, Mendem Pedagingan lan Karya Pengingkup yang terlaksana dengan baik ini dipuput oleh 3 Sulinggih, yakni Ida Pedanda Griya Gede Sengguan, Ida Pedanda Gede Made Demung Sogata Griya Demung Culik, dan Ida RSI Bujangga Griya Angkling Gianyar. Dimana pada sarana upakara ini menggunakan hewan kerbau, banteng, kambing, asu blangbungkem, dan jenis sarana Upacara lainnya.

Baca Juga :  Sekda Suyasa: Bulan Bahasa Bali Jadikan Momentum Untuk Melestarikan Aksara dan Sastra Bali

Sementara, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kemenag RI Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si menyampaikan, Upacara ini sebelumya telah dilaksanakan 25 tahun yang lalu. Upacara ini kembali dilakukan karena adanya restorasi pelinggih memperluas areal utama mandala, hingga tempat parkir. 

“Dari hasil paruman para penglingsir, disepakati adanya penambahan luas areal pura. Dengan demikian setelah semua rampung, dilaksanakan upacara karya ini, dimana para pratisentana menghaturkan berbagai hal untuk keberlangsungan pelaksanaan karya,” katanya.

Untuk itu seluruh anggota PPSAKK yang berada di seluruh nusantara, diharapkan dapat ‘ngaturang sembah bakti’ kepada Ida Bhatara Lelangit sehingga diberikan kesejahteraan. 

Ditambahkan, Upacara Melaspas dan Mendem Pedagingan yang telah terlaksana ini memiliki makna sebagai penyucian Bhuwana, penyucian bangunan pelinggih serta menghidupkan nilai magis yang ada bangunan pelinggih yang telah direstorasi.

Pada kesempatan tersebut, juga dilangsungkan Penandatanganan Prasasti Karya Agung oleh PJ Gubernur, Sang Made Mahendra Jaya, Tokoh Puri Klungkung, Ida Dalem Semara Putra, Ketum PPSAKK, I Ketut Mertha, dan Klian Gede Pura Dalem Tugu, I Wayan Suparta.

Acara dimeriahkan dengan penampilan Sendratari berjudul Berdirinya kerajaan Bali di Gelgel bernama Swecalinggarsapura. (kbh1)

Related Posts