
Potensi Pariwisata Kesehatan di Bali Rebut Pasar Pariwisata Dunia
Badung-kabarbalihits
Pengembangan Pariwisata kesehatan kembali digaungkan agar dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia yang terbiasa berobat ke luar negeri untuk tetap melakukan perawatan kesehatan di Indonesia dan mendapat pelayanan yang optimal.
Potensi wisata kesehatan atau wellness tourism yang dimiliki Bali dipromosikan dalam produk Pariwisata.
Hal tersebut dibahas oleh pemangku kepentingan Pariwisata dengan mengambil langkah konkrit dalam berbisnis melalui Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2023.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini mengatakan, dengan potensi wisata kesehatan yang dimiliki Provinsi Bali, telah dibangun Bali International Hospital yang berada di kawasan Grand Bali Beach Hotel, Sanur, dan berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Serangan, yang bisa dipromosikan ke wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bali yang terkenal dengan pariwisata spritual melalui aktivitas Yoga, meditasi, maupun aktivitas melukat (penyucian fisik dan pikiran) juga pernah ditawarkan sebagai produk Pariwisata ke turis mancanegara untuk merebut pasar Pariwisata di dunia.
“Kalau bisa itu yang kita tawarkan, karena harus memiliki yang berbeda supaya bisa merebut pasar pariwisata yang selama ini dipegang oleh negara asing lainnya, seperti Thailand, Jepang, dan Amerika. Bagaimana kita bisa mengajak warga asing, minimal orang Indonesia dulu alih-alih untuk melakukan perawatan kesehatan di luar negeri mereka datang ke Bali,” jelas Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini, sebagai narasumber pada acara talk show BBTF, Kamis (15/6/2023).
Strategi ini dilakukan juga bertujuan untuk mencegah Warga Indonesia yang melakukan perawatan kesehatan ke luar negeri. Diketahui berdasarkan data dari Kemenkes pada 2021, terjadi kebocoran sebanyak Rp 97 triliun dari warga Indonesia yang berobat ke luar negeri. Sehingga peluang itu ditangkap Pemerintah pusat maupun daerah untuk mendorong warga Indonesia melakukan perawatan kesehatan di Bali.
“yang dari luar belum kami hitung, target sebenarnya adalah supaya orang domestik itu tetap di Indonesia dan melakukan perawatan kesehatan di Bali,” ujarnya.
Dengan mengembangkan konsep Pariwisata kesehatan, saat ini Pemerintah lebih memikirkan kualitas daripada kuantitas, yang diharapkan mampu meningkatkan 10 persen turis yang berkualitas.
“kita sudah berhenti memikirkan berapa banyak jumlah turis yang datang ke Bali, tapi kita memikirkan berapa banyak uang yang mereka habiskan di Bali. Karena kita sudah mentransformasi mindset kita dari quantity ke quality, bisa menambah 10 persen quality tourism,” imbuhnya.
Sebelumnya Ketua Panitia BBTF 2023, sekaligus sebagai Ketua ASITA Bali I Putu Winastra dalam sambutannya menyampaikan, Acara tahunan BBTF ke 9 ini mengambil tema ‘Reconnecting to Quality and Sustainable Tourism’ dengan tujuan mengangkat kualitas dan keseimbangan pariwisata.
Komitmen untuk mempromosikan dan melestarikan destinasi telah mendapat respon positif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pelaku besar nasional dan internasional yang telah memberi kepercayaan terhadap kemampuan BBTF untuk dampak produktif dan mendukung pengembangan pasar wisata.
“Tahun ini keikutsertaan China, Italia, Malaysia, Amerika dan pastinya Indonesia. Kami sangat senang menyambut 337 Buyers dari 51 negara, sesuai dengan target tahun ini” ujar I Putu Winastra.
Acara diselenggarakan pada tanggal 14-17 Juni 2023 di Bali International Convention Center (BICC) dengan kehadiran Qatar Airways dan Buyers dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN, Australia, Amerika, dan Asia yang akan memperkuat posisi BBTF dan keuntungan untuk para pemangku kepentingan di Bali dan Indonesia. (kbh1)