Garap Ogoh Ogoh Bahan Alami Mampu Rangsang Motorik Anak
Gianyar-kabarbalihits
Ogoh ogoh tidak hanya sebagai ekspresi seni perwujudan Bhuta Kala yang akan dimusnahkan, jelang perayaan Nyepi. Namun Ogoh ogoh juga mampu merangsang memori motorik dan memori terhadap lingkungan alam.
Seperti yang digarap oleh anak anak di salah satu sekolah internasional yang memang berbeda dari biasanya. Tidak hanya sebagai ekpresi seni, namun Ogoh ogoh ini sengaja dibuat untuk merangsang memori alam dan memori motorik anak anak.
Kreator Ogoh Ogoh, Wayan Trisna menuturkan, karya ogoh ogoh ini dibebaskan menggunakan bahan alami yang ada di sekitar mereka, terutama bahan yang bersumber dari alam. Dengan metode tersebut, memori terhadap alam dan menyikapi segala sesuatu secara alami, akan terekam hingga anak-anak tersebut tumbuh dewasa.
Menyambut hari raya Nyepi Saka 1945 kali ini, mereka memilih jerami dan alang alang sebagai bahan pembuatan ogoh ogoh. Bahan ini dipilih karena selain sangat alami dan mudah didapat, juga mengingatkan akan ogoh ogoh yang biasa dibuat umat hindu bali dijaman dahulu, yang lebih menggunakan bahan alami.
“konsepnya lebih berdasar ke medianya, media alami. Kita berpatokan pada ogoh ogoh jaman dulu yang masih pakai jerami, masih ilalang, Makai bahan alami lainnya. Intinya kita memberikan memori motorik dan memori tentang media kepada anak-anak. Sehingga mereka memiliki memori terhadap media yang sangat nature, terasa sangat alami disentuh oleh tangan,” kata Wayan Trisna saat ditemui di Empathy School, Pejeng Kangin, Gianyar (17/3/2023).
Untuk bentuk ogoh ogoh, ia memilih salah satu karakter kartun. Sebab dunia kartun menjadi kedekatan dengan minat anak-anak, yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk visual ogoh ogoh dihadapan anak-anak.
“sesuatu yang dekat dengan ana-anak, karena anak-anak disini menyukai Pokemon kita menvoba mewujudkan visual dalam bentuk visual ogoh ogoh,” jelasnya.
Untuk menambah keceriaan dan memaknai perayaan Nyepi, ogoh ogoh ini diarak mengelilingi sekolah. Usai diarak, ogoh ogoh di bakar di areal persawahan. Atraksi ini mendapat kesan positif, terutama dari para orang tua siswa. Mereka menilai tradisi ini sangat memberikan manfaat bagi anak anak.
“very nice, and very funny for children,” kata Jeff Grofman salah satu orang tua siswa.
Diketahui bersama ogoh ogoh merupakan sebuah ekspresi seni umat Hindu Bali jelang perayaan Nyepi. Ogoh ogoh biasanya diwujudkan dalam sosok menyeramkan sebagai simbolisasi Bhuta Kala, yang akan diarak keliling desa dan dimusnahkan dengan cara dibakar sehari menjelang perayaan Nyepi, atau malam Pengrupukan. (kbh1)