October 14, 2024
Daerah Ekonomi Kesehatan

PMK Mewabah, Pasar Hewan Beringkit Ditutup Sementara Dari 5 Juli-19 Juli 2022

Badung-kabarbalihits

Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di beberapa wilayah Bali, aktivitas jual beli hewan sapi di Unit Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung resmi ditutup sejak 5 Juli 2022 hingga dua minggu kedepan.

Direktur Umum Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Wayan Mustika pada Rabu siang (6/7/2022) mengatakan, surat penutupan dari Pemerintah Bali diterima pada Selasa siang, 5 Juli 2022. Proses penutupan berlangsung sementara selama dua minggu, yakni hingga 19 juli 2022.

Direktur Umum Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Wayan Mustika

Namun pada pasca penutupan dipandang ada perubahan ke arah yang lebih baik melalui vaksinasi di wilayah Bali yang dilakukan Pemerintah, Ia akan memohon kepada pihak terkait agar pasar hewan Beringkit bisa dibuka kembali. 

“Agar pasar sapi yang ada di pasar beringkit dapat dibuka kembali, sehingga perekonomian masyarakat petani kembali berjalan normal,” ucap I Wayan Mustika saat ditemui di Pasar Hewan Beringkit, Kecamatan Mengwi, Badung (6/7/2022). 

Dilanjutkan, penutupan pasar hewan sapi di Beringkit bertujuan untuk membatasi ruang gerak sapi keluar dari tiap desa, sehingga PMK ini dapat cepat teratasi dan mudah dikontrol oleh petugas. Dimana penanganan pada hewan sapi ini dianggap mirip saat menangani mewabahnya virus Covid-19. 

“Sehingga penyebarannya dapat terkendali, artinya terkonsentrasi seperti ada Corona dan tidak boleh berkerumun, sosial distancing. Mungkin agak mirip dengan perlakuan pada hewan ternak sapi khususnya yang ada di Bali,” katanya. 

Saat ini masih ada sejumlah sapi di area pasar hewan Beringkit, hal itu disebabkan adanya penitipan yang telah diproses seminggu sebelumnya. Dimana nantinya sapi tersebut akan dikirim ke daerah lainnya di Bali. 

“Itu diorder oleh masyarakat lokal, dititipkan sementara karena kami juga memberikan pelayanan penitipan sapi kepada masyarakat yang belum mengeksekusi Sapi itu menjadi daging maupun dikirim ke antar daerah lain di Bali,” ujarnya. 

Dikatakan estimasi transaksi hewan sapi menjelang Idul Adha tahun sebelumnya mencapai 18 ribu ekor. Lain halnya saat hari pasaran (Rabu dan Minggu) di Pasar Beringkit sebelum mewabahnya PMK, terdata antara 500 ekor sampai 700 ekor.  Namun sebelum virus Covid mewabah, transaksi sapi masih tinggi hingga 1900 ekor per hari pasaran. 

“Kalau nilainya kurang lebih, 5 miliar setiap hari pasaran,” jelasnya. 

Ditegaskan, transaksi hewan ternak sapi di pasar Beringkit hanya khusus dari Bali. Hewan sapi dari luar Bali tidak diperbolehkan masuk ke pasar hewan Beringkit. 

“Ini khusus sapi Bali. Ini dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Bali, terutama yang banyak mensuplai sapi ke pasar Beringkit adalah Kabupaten Tabanan dan Buleleng,” tegasnya. 

Biasanya sapi yang masuk ke pasar Beringkit dan telah ditransaksikan oleh pelaku pasar, dikatakan sapi potong Bali diterima di wilayah Jakarta, hingga Kalimantan. 

Sementara, salah seorang calon pembeli Hewan Sapi dari Padangsambian, Denpasar, bernama Budiono merasa kaget saat tidak ada aktivitas jual beli di pasar hewan Beringkit. 

Budiono tidak mengetahui adanya pengumuman bahwa Pasar Hewan Beringkit ditutup sejak 5 Juli 2022 terkait mewabahnya PMK di Bali. 

“Biasa buka hari Rabu dan Minggu, tapi ternyata kesini kok tutup,” katanya. 

Rencananya ia akan melanjutkan membeli ke peternak di desa wilayah Badung untuk qurban saat Idul Adha mendatang. 

“Mungkin cari ke kampung. Waktunya juga sudah mepet tinggal seminggu lagi hari Idul Adha,” jelasnya. 

Budiono merasa khawatir dengan mewabahnya PMK di Bali karena kesulitan menemukan sapi yang tidak terjangkit PMK. 

“Kita berusaha ke petani mencari sapi yang memang belum terjangkit penyakit mulut dan kuku itu,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Pansel Pemkab. Badung Seleksi JPT Pratama Pengisian Jabatan Kadis Kesehatan

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada memaparkan perkembangan kasus penyebaran PMK pada hewan ternak Sapi di wilayah Bali, dari data sebelumnya hanya 63 ekor kini menjadi 128 ekor. Dimana penambahan kasus terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali berupaya mendatangkan 110 ribu dosis vaksin dan disebarkan di beberapa wilayah Bali.

“Itu sudah kita petakan wilayahnya, Buleleng, Jembrana, karena berdekatan dengan Banyuwangi, kita juga vaksin ternak kita disana, di Karangasem berdekatan dengan NTB, Lombok juga divaksinasi. Kalau vaksin ini habis saya akan menghubungi lagi pusat, akan didatangkan lagi,” ujarnya (5/7/2022). (kbh1) 

Related Posts