Ni Luh Putu Sugianitri, Mantan Ajudan Bung Karno Di Kremasi Di Mumbul
Denpasar-Kabarbalihits
Mantan Ajudan Presiden Pertama Indonesia Soekarno, Ni Luh Putu Sugianitri atau kerap disapa bu Nitri, telah berpulang. Polwan sekaligus pengawal Soekarno ini meninggal pada usia 72 tahun lantaran penyakit kista dan anemia yang telah lama dideritanya.
Fajar adalah salah satu anak almarhumah. Ia menceritakan mendiang ibunya baru merasakan sakitnya dari penyakit yang sudah lama dideritanya, di usia 72 tahun. Mendiang Nitri begitu keras dengan penyakit yang telah lama diidapnya, bahkan ajudan terakhir Bung Karno itu cenderung lebih suka mengabaikan kondisi bahwa ia tengah sakit.
“Enam bulan terakhir memang agak drop dan ibu biasanya sangat tidak suka kedokter dan menganggap dirinya selalu sehat,” ungkap anak sulung mendiang ibu Nitri, Fajar Rohita saat ditemui di rumah duka Jl Drupadi 99 X Denpasar, Rabu (17/03).
Ditambahkannya setelah itu perubahan fisik terjadi. Kaki Nitri agak bengkak sehingga itu yang membuat pihak keluarga meyakinkan Nitri untuk kedokter. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata bukan hanya ada sesuatu diginjalnya tetapi juga terdeteksi ada kista dan disarankan untuk di operasi.
“Proses pengangkatan ini terkait dengan beberapa syarat kesehatan diantaranya yang paling penting adalah HB, HB ibu itu rendah sehingga tidak bisa dioperasi segera dan dijadwalkanlah dua bulan tiga bulan. Selama ini kita perbaiki dulu HB nya dengan jalan ditransfusi, untuk transfusi pertama berjalan baik dan HB naik tetapi penurunan kembalinya lebih cepat sehingga pihak rumah sakit ingin mengetahui penyebabnya itu apa yang memakan HB itu,” paparnya.
Dalam masa itu Nitri sempat masuk rumah sakit tetapi tidak lama keluar lagi dengan kondisi yang fit dan itu membuat almarhumah sangat yakin jika tidak sakit. Namun Nitri sempat demam kondisinya cukup mengkhawatirkan, hingga pada 9 Maret lalu, Nitri sempat dilarikan ke RS Balimed, dan kemudian ia dirujuk ke RS Sanglah.
“Karena kondisinya yang semakin kritis, ibu akhirnya dirujuk ke rumah sakit Sanglah dan ibu menghembuskan nafas terakhirnya,” jelasnya.
Nuansa berduka sangat jelas terlihat di rumah sederhana milik mendiang Nitri. Beberapa orang nampak berdatangan untuk mengutarakan bela sungkawa. Rencananya Nitri akan dikremasi di pemakaman mumbul pada tanggal 18 Maret besok.
“Kremasi akan dilaksanakan di Mumbul mulai jam 9 pagi, kemudian diselesaikan dengan dilarung ke Benoa kemudian akan dibawa arwahnya kembali kerumah di Tabanan,” tambah Fajar.
Di rumah sederhana miliknya, terpajang beberapa foto memorinya bersama Presiden Soekarno. Foto itu seolah menjadi saksi perjalanan hidupnya. Di antara sekian banyak foto Bung Karno, ada satu yang menarik, yaitu foto Nitri mengenakan kebaya bersama Bung Karno. Bung Karno mengenakan kopiah berpose duduk santai sambil tersenyum bersamanya.
Hal yang paling diingat Fajar mengenai sosok mendiang Nitri adalah banyak sekali pelajaran-pelajaran yang dari pengalaman, dirinya mencoba mengambil intisarinya yang utama itu adalah kita harus jujur, baik sama orang dan mempunyai prinsip.
“Yang berbeda itu sebetulnya saya melihatnya itu dilakukan sejak dulu sampai sekarang, jadi bukan sekedar nasehat dan buat saya tambah lagi satu konsistensi atas nasehat itu dan itu yang saya pengang sampai sekarang,” kenangnya. (Kbh4)